Perjuangan Apa Dollah dan Mawa Rabumah melawan Perang Dunia Ketiga di Balik Layar Smartphone
Foto : Dok. Google Image | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Smartphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, memainkan peran ganda sebagai alat komunikasi dan hiburan. Namun, bagi pasangan Apa Dollah dan Mawa Rabumah, smartphone menjadi biang keributan dan malapetaka dalam rumah tangga mereka. Setiap panggilan tak terjawab menimbulkan kecurigaan dan konflik yang tak kunjung usai.
Mawa Rabumah, dengan rasa cemburu yang berlebihan, seringkali menuduh Apa Dollah sedang berhubungan dengan perempuan lain setiap kali panggilannya tidak diangkat. Meskipun Apa Dollah bersikeras bahwa cintanya hanya untuk Mawa Rabumah, kecurigaan itu terus menghantui rumah tangga mereka.
Ketika panggilan dari Mawa Rabumah tidak dijawab oleh Apa Dollah, baik itu dalam bentuk vcall maupun panggilan telepon biasa, awal mulai terjadi kekacauan yang mengarah pada pecahnya perang dunia ketiga. Mawa Rabumah tidak pernah memperhatikan keadaan atau keberadaan Apa Dollah. Terkadang, Apa Dollah sibuk menjual hasil kebunnya di pasar Kampung sebelah dengan mendayung sepeda ontel tua, membawa tiga tandan pisang. Kadang-kadang, ia tertidur lelap di Meunasah karena kelelahan seharian mencari nafkah untuk keluarganya. Namun, Mawa Rabumah tidak mempedulikan hal tersebut, mungkin karena kelebihan rasa cinta yang membuatnya selalu curiga bahwa Apa Dollah sedang berkomunikasi dengan wanita lain saat tidak dihubungi.
Bagi Apa Dollah, semua ini hanyalah kecurigaan dan cemburu berlebihan dari Mawa Rabumah. Dia bersumpah bahwa hatinya hanya untuk Mawa Rabumah, baik di dunia maupun di akhirat.
"Kamu adalah istriku, dalam kehidupan ini dan di masa yang akan datang," ucap Apa Dollah sambil mencium kening Mawa Rabumah.
Meskipun Mawa Rabumah tersipu malu dan menunjukkan penyesalan sesaat, namun kecurigaannya kembali muncul setelah satu atau dua minggu kedepan. Apa Dollah selalu sabar dan tenang menghadapi kemarahan istrinya, namun terkadang juga ia merasa jengkel dengan tuduhan tanpa bukti. Namun, perasaan cinta yang tulus membuatnya tetap bertahan.
"Aku mencintaimu, Rabumah, tanpa syarat," ucap Apa Dollah.
Namun, di balik konflik dan ketegangan, tergambar ketulusan dan kesabaran Apa Dollah dalam menghadapi sikap sang istri. Meskipun terkadang jengkel, Apa Dollah tetap mencintai Mawa Rabumah dengan segenap hatinya.
Kisah ini mengajarkan bahwa cinta sejati membutuhkan proses panjang, kesabaran, dan komitmen yang kuat. Bagi Apa Dollah dan Mawa Rabumah, setiap konflik menjadi bagian dari perjalanan mereka menuju keluarga yang penuh kasih dan kebahagiaan.
Meskipun terkadang sulit dipahami, kecurigaan Mawa Rabumah mungkin berasal dari rasa takut kehilangan yang mendalam atau pengalaman pahit di masa lalu. Namun, penting bagi keduanya untuk saling memahami dan membangun kepercayaan yang kokoh.
Kisah ini juga mencerminkan tantangan modern dalam menjaga keseimbangan antara teknologi dan hubungan personal. Smartphone, meskipun memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, juga dapat menjadi sumber konflik jika tidak digunakan dengan bijak.
Apa Dollah dan Mawa Rabumah harus bersama-sama menemukan cara untuk mengatasi perang dunia ketiga di antara mereka dan memprioritaskan hubungan mereka di atas segalanya. Dengan komunikasi yang terbuka dan komitmen yang kuat, mereka dapat mengatasi setiap rintangan yang menghalangi kebahagiaan rumah tangga mereka.
Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak mengabaikan pentingnya waktu dan perhatian dalam hubungan, meskipun terlena oleh kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi. Yang terpenting adalah kehadiran dan kesetiaan satu sama lain dalam setiap detik kehidupan. (P. Beurandeh)