PPK DPM UTU Dorong Keberlanjutan Kampung Iklim, Ini Agenda Tim Dilapangan
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Teuku Umar (DPM UTU) melaksanakan Workshop Program Kampung Iklim pada Ekosistem Gambut di Desa Sumber Bakti, Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, Kamis (04/08/2022).
Pada kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Rektor III UTU Dr. Mursyidin MA, Bagian Kemahasiswaan Universitas Teuku Umar, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan Perikanan dan Pangan, Dinas Lingkungan Hidup Nagan Raya, Dinas Hidup Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh, PT. Surya Panen Subur II, Kecamatan Darul Makmur, serta Keuchik Desa Sumber Bakti bersama dengan perangkat lainnya.
Dr. Mursyidin Warek 3 UTU dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada warga desa yang telah menerima mahasiswa dari Universitas Teuku Umar di Desa Sumber Bakti untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat serta mengajak para pihak untuk bekerjasama dalam menyukseskan program ini.
"Anak-anak kami dalam beberapa bulan ini akan berada di desa ini dalam program PPK Ormawa 2022 dengan konsentrasi pada penerapan kampung iklim pada ekosistem gambut, kami berharap bapak/ibu masyarakat desa dapat ikut membantu menyukses.kan program ini," kata Dr. Mursyidin.
Adapun kegiatan Pemetaan Desa, Budidaya Pertanian di Lahan Gambut, Produksi Kompos dan Pengolahan Sampah, Perencanaan Air Bersih, serta Pelatihan Kemasan Ikan Sale menjadi pokok pembahasan dalam diskusi untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi tim selama mengidentifikasi setiap kegiatan selama di desa Sumber Bakti.
"Sehingga dengan dilaksanakannya kegiatan workshop ini segala sesuatu yang menjadi kendala bisa mendapatkan solusi terbaik dan bantuan dari para pihak yang hadir, guna tercapainya keberhasilan program," pungkasnya.
Melalui Ketua Tim PPK ORMAWA DPM UTU Ego Ibnu Wijaksana pada rilisnya Sabtu, (6/8/2022) berharap dengan di dukungnya oleh para pihak atau dinas terkait guna mewujudkan kampung iklim pada ekosistem gambut di desa Sumber Bakti melalui tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan secara optimal dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang keberlanjutan program.
Sementara itu, Keuchik Desa Sumber Bakti melalui Sekretaris Desa, Sulaiman berharap dengan adanya program dari mahasiswa ini dapat membantu kemajuan desa sumber bakti dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah.
“Desa Sumber Bakti merupakan desa yang belum menerima dana desa karena status desa yang belum merdeka atau definitif. Sumber keuangan nya berasal dari dana swadaya” Imbuh Sulaiman.
Pada sesi diskusi, ketua kelompok tani Ahmadi Jafar menjelaskan bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi oleh masyarakat desa Sumber Bakti sejak lama, yang menyebabkan desa tersebut menjadi salah satu desa tertinggal di kecamatan Darul Makmur.
Desa ini sangat tertinggal dari desa lainnya karena Desa Sumber Bakti belum di definitifkan sejak 29 tahun lalu transmigrasi di tetapkan oleh kementerian dan presiden pada masa pemerintahan Soeharto 1993 sampai saat sekarang ini.
Kita berharap pemerintah daerah untuk segera mendefinitifkan desa sumber bakti sehingga kedepan desa ini memiliki dana desa atau desa yang memiliki fasilitas lengkap agar tidak lagi menjadi desa yang tertinggal. Bahkan sangat memprihatinkan lokasi kegiatan kita pada hari ini, yang bisa kita lihat bersama.
Walaupun begitu kami tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada tamu undangan dalam rangka kegiatan yang di adakan oleh mahasiswa. "Dan juga kami sangat berterimakasih kepada adik-adik mahasiswa yang sudah peduli kiranya untuk membangun desa kami ini melalui program ini," Ungkap Ahmadi Jafar.
Siti Salman, SP mewakili Camat Darul Makmur menyebutkan meskipun desa sumber bakti belum definitif, kami tetap melakukan pendataan untuk anak yatim, fakir miskin dan penyandang cacat untuk mendapatkan bantuan dana dari pemerintah Nagan Raya.
Beda halnya dengan Anas Muda Siregar dari PT. SPS II menyampaikan saran dan solusi kepada tim untuk mengedukasikan pencegahan kebakaran di masyarakat melalui kegiatan sosialisasi, pihaknya siap mendukung akan terlaksananya kegiatan tersebut.
Rahmat Saputra mewakili dinas kelautan perikanan dan pangan menyampaikan program KRPL (kawasan rumah pangan lestari) dan program Demplot pembibitan lele sakuriang. Dalam hal ini bertujuan untuk menjaga ekosistem serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Saiful Azmi dari Dinas Perkebunan juga menyampaikan bahwa mereka memiliki program sarana dan prasarana, sehingga memungkinkan akan diberikan bibit sawit, pupuk, dll. Dengan syarat lahan tersebut tidak HGU. (GUS)