BANJIR PIDIE JAYA
Seragam Hilang, Pendidikan Terdampak: Potret Sekolah Pascabanjir di Pidie Jaya
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID -Pascabanjir bandang yang melanda Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, dunia pendidikan berada dalam kondisi memprihatinkan. Ribuan siswa terpaksa kembali ke sekolah tanpa mengenakan seragam karena pakaian, sepatu, tas, dan buku-buku mereka rusak atau hilang tertimbun lumpur akibat banjir yang terjadi beberapa waktu lalu.
Di Pidie Jaya, banjir bandang menyebabkan sedikitnya 31 warga meninggal dunia dan ribuan rumah warga rusak parah. Hingga kini, lebih dari 15 ribu jiwa masih bertahan di puluhan titik pengungsian. Dampak bencana tidak hanya dirasakan oleh warga secara umum, tetapi juga sangat memukul keberlangsungan pendidikan, khususnya bagi siswa-siswi yang menjadi korban langsung.
SMP Negeri 1 Meureudu, salah satu sekolah favorit di Pidie Jaya, turut terdampak banjir. Pagar sekolah roboh diterjang arus air, sementara sekitar 60 persen siswanya merupakan korban banjir yang kehilangan tempat tinggal dan seluruh perlengkapan sekolah. Kondisi ini membuat para siswa terpaksa mengikuti proses belajar mengajar dengan pakaian seadanya.
Ironisnya, meski sudah lebih dari setengah bulan pascabanjir, belum terlihat langkah konkret pemerintah dalam membantu kebutuhan dasar siswa, terutama pengadaan seragam dan perlengkapan sekolah. Di sisi lain, pemerintah justru mengeluarkan surat edaran agar proses belajar mengajar kembali aktif sejak 11 Desember 2025, tanpa diiringi penanganan menyeluruh terhadap kondisi siswa dan sekolah yang terdampak.
Para siswa mengaku hingga kini lebih banyak menerima bantuan dari sesama warga di lokasi pengungsian, bukan dari pemerintah. Mereka berharap adanya perhatian serius berupa bantuan seragam, sepatu, tas, serta buku pelajaran agar dapat mengikuti kegiatan sekolah dengan layak dan bermartabat.
Kepala SMP Negeri 1 Meureudu, Azizah, menilai lambannya respons terhadap kondisi siswa korban banjir menjadi indikator krisisnya perhatian terhadap dunia pendidikan pascabencana. Berdasarkan data BPBD Pidie Jaya per 6 Desember, sebanyak 15.236 jiwa masih mengungsi di 71 titik pengungsian, sementara masa depan pendidikan anak-anak korban banjir terancam terabaikan. (**)






