Menjaga Demokrasi: Sebuah Harapan di Pilkada Serentak
Oleh : Fauzi M. Daud, S,Fil - Alumnus IAIN Ar -Raniry, Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Aceh
OPINI - Pilkada serentak yang tinggal beberapa hari lagi menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin yang akan membawa daerahnya menuju masa depan yang lebih baik. Dengan semangat demokrasi, rakyat akan berbondong-bondong ke bilik suara, membawa harapan besar dalam hati mereka. Lima tahun ke depan akan ditentukan oleh pilihan mereka hari itu, pilihan yang diharapkan mampu mengubah nasib dan kondisi masyarakat.
Di setiap bilik suara, ada harapan yang terpendam dari setiap individu untuk sebuah perubahan. Ada yang berharap sektor ekonomi daerahnya akan tumbuh pesat jika calon pilihannya menang. Ada pula yang membayangkan pendidikan dan kesehatan menjadi lebih maju di bawah kepemimpinan kandidat tertentu. Di tengah beragam impian ini, satu hal yang pasti: rakyat ingin pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata, bukan hanya janji kosong.
Namun, harapan besar ini bisa saja dirusak oleh praktik-praktik curang dalam proses pemilu. Sebagai pilar utama dalam demokrasi, para penyelenggara dan pengawas pemilu memegang tanggung jawab besar untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Baik itu KIP, Panwaslih, KPPS, maupun pengawas di tingkat desa, semuanya harus bekerja dengan integritas dan profesionalisme tinggi. Jangan sampai mereka menjadi bagian dari pihak yang mengkhianati suara rakyat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai kasus yang terjadi di masa lalu, seperti manipulasi suara, intimidasi, dan politik uang. Tetapi Pilkada kali ini harus menjadi titik balik. Penyelenggara pemilu harus membuktikan bahwa keraguan masyarakat tersebut tidak lagi relevan. Mereka harus menunjukkan bahwa integritas demokrasi masih bisa dijaga.
Suara rakyat adalah fondasi dari sistem demokrasi. Jika suara ini dicemari oleh kecurangan atau tekanan, maka bukan hanya hak rakyat yang dirampas, tetapi juga masa depan daerah yang mereka impikan. Oleh karena itu, tidak ada ruang untuk kompromi dalam menjaga kemurnian suara rakyat. Biarkan rakyat menentukan pilihan mereka sendiri tanpa intimidasi atau politik uang.
Pilkada serentak adalah momen bagi kita semua untuk memperbaiki kualitas demokrasi di Indonesia. Ini bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang menjaga kepercayaan rakyat terhadap sistem yang ada. Jika penyelenggara pemilu mampu bekerja dengan jujur dan adil, maka kepercayaan masyarakat akan pulih, dan demokrasi akan semakin kokoh.
Harapan besar masyarakat kini ada di tangan para pemangku kepentingan. Mari kita jadikan Pilkada kali ini sebagai pembuktian bahwa suara rakyat adalah suara kebenaran. Jangan khianati harapan mereka, karena di dalam bilik suara itulah masa depan daerah ini sedang ditentukan.