23 Juli 2025
Opini

Bukan Pengejar Jabatan, Tapi Penerima Amanah

Refleksi tentang Integritas, Pengabdian, dan Ketulusan Bekerja

OPINI - Dalam dunia kerja, terutama di lingkungan birokrasi dan pelayanan publik, sering kita saksikan dua jenis insan: mereka yang bekerja dalam diam, dan mereka yang bekerja demi sorotan. Yang pertama fokus pada pengabdian, yang kedua terjebak dalam ambisi. Namun sejarah selalu mencatat, bahwa yang benar-benar bertahan lama bukanlah mereka yang mengejar jabatan, melainkan yang dikejar oleh jabatan karena keteladanan mereka.

Jabatan adalah amanah, bukan hadiah. Ia bukan sesuatu yang harus diburu dengan segala cara. Justru ketika seseorang bekerja dengan tulus, konsisten dalam nilai, dan tidak sibuk membangun citra, jabatan itu datang dengan sendirinya. Karena sistem — seberapa pun kompleks atau tidak sempurnanya — pada akhirnya akan mencari orang-orang yang bisa dipercaya.

Orang yang mengejar jabatan kerap kehilangan esensi dari pelayanan. Fokus mereka beralih dari memberi manfaat menjadi mencari pengakuan. Mereka mungkin berhasil sesaat, tetapi kehilangan makna jangka panjang. Sementara mereka yang bekerja dengan hati, membangun perubahan kecil tapi nyata, akan selalu dikenang — bahkan ketika tak lagi menjabat.

Bekerja dengan tulus, bukan demi dilihat, tapi demi memberi. Itulah prinsip yang abadi. Dalam kesunyian tugas yang mungkin tak pernah viral, seseorang sedang membangun fondasi kepercayaan. Ia mungkin tak pernah tampil di atas panggung, tapi buah kerjanya dirasakan oleh banyak orang.

Kita perlu kembali pada nilai-nilai dasar: bahwa jabatan hanyalah alat, bukan tujuan. Yang utama adalah kebermanfaatan. Keikhlasan. Integritas. Ketulusan dalam bekerja, meski tanpa sorotan. Biarlah orang lain berlomba dalam pencitraan; kita berlombalah dalam kebaikan.

Di dunia yang makin sibuk dengan pencapaian semu, mari kita jaga diri untuk tetap sederhana. Tidak perlu mengejar jabatan. Biarlah jabatan yang mencari kita — karena karakter, karena karya, karena tanggung jawab yang kita emban, bukan karena upaya yang dibuat-buat.

Karena sejatinya, jabatan yang datang karena ketulusan akan membawa keberkahan. Tapi jabatan yang dipaksakan, yang dikejar tanpa nilai, hanya akan menjadi beban yang mengikis martabat.

Oleh : Fakhrurrazi, 
Orang Biasa yang tak punya apa-apa.