KIP Pidie Jaya Dinilai Asal Pasang Spanduk, Wajah Calon Pemimpin Bergelantungan di Pagar Kebun Kosong
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - KIP Pidie Jaya dinilai asal-asalan dalam memasang baliho dan spanduk sosialisasi calon gubernur dan wakil gubernur aceh serta bupati dan wakil bupati Pidie Jaya.
Sejumlah baliho yang menampilkan wajah tersenyum para calon pempinpin itu terlihat bergelantungan di pagar kebun kosong milik warga dan area yang terkesan tidak strategis, membuat warga mempertanyakan keseriusan lembaga penyelenggara pemilu itu.
Diduga, petugas pengawasan (jajaran Panwaslih) di Pidie Jaya tidak menjalankan tugasnya dalam mengawasi jalannya proses sosialisasi calon Bupati dan Wakil Bupati kepada publik yang dilakukan oleh jajaran KIP Pidie Jaya.
Pantauan media, proses mekanisme sosialisasi itu dilakukan sembarangan. Sehingga sama sekali tidak menunjukkan bahwa proses sosialisasi itu sesuai dengan persyaratan yang sudah tertera dalam juknis.
Pemasangannya apk pun ada yang terdapat di tempat ibadah, sekolahan dan fasilitas umum lainnya. Bahkan ada yang hanya terpasang spanduk salah satu Paslon saja.
Menurut Peraturan KPU (PKPU) Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilu, bahan kampanye dapat disebarkan, ditempelkan, dan dipasang saat pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, dan/atau rapat umum.
Ada sejumlah tempat yang dilarang ditempel bahan kampanye. Merujuk Pasal 70 PKPU Nomor 15 Tahun 2023, tempat-tempat yang dilarang itu yakni: tempat ibadah; rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan; tempat pendidikan, meliputi gedung dan/atau halaman sekolah dan/atau perguruan tinggi; gedung atau fasilitas milik pemerintah; jalan-jalan protokol; jalan bebas hambatan; sarana dan prasarana publik; dan/atau taman dan pepohonan.
Larangan penempelan bahan kampanye di tempat ibadah, rumah sakit, tempat pendidikan, gedung dan fasilitas milik pemerintah, serta sarana dan prasarana milik publik juga meliputi halaman, pagar, dan tembok.
Seorang warga yang ditemui awak media, Muzakir (44), Jumat (8/11) menyampaikan kekecewaannya terhadap kualitas pemasangan baliho yang menurutnya terkesan asal-asalan. "Seperti tanpa dibiayai negara saja. Kalau memang ada anggarannya, seharusnya bisa lebih rapi dan menarik," ujarnya.
Warga lainnya menimpal dengan menyindir, bahwa baliho itu terlihat seperti dipasang hanya meminta izin seadanya tanpa biaya pemasangan. Padahal, negara sudah mengalokasikan dana khusus untuk mencetak dan memasang media kampanye ini. Namun, hasilnya dianggap jauh dari ekspektasi warga yang mengharapkan sosialisasi serius dan tepat sasaran.
Pemasangan baliho yang tidak teratur ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas anggaran KIP Pidie Jaya dalam mengedukasi masyarakat tentang calon pemimpinnya. Dengan penempatan seadanya, banyak warga menilai baliho ini tidak mampu menarik perhatian dan justru memberi kesan ketidakpedulian KIP Pidie Jaya terhadap kualitas sosialisasi pilkada.
Warga pun mendesak KIP Pidie Jaya agar memperbaiki tata letak baliho dan spanduk agar anggaran yang digunakan benar-benar bermanfaat. Mereka berharap sosialisasi ini bisa digarap lebih profesional, sehingga masyarakat mengenal calon pemimpinnya dengan lebih baik. (**)