Imigran Pidie Jaya di Malaysia, Merantau demi Masa Depan dan Asmara
Foto : Dok. Google Image | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID Kuala Lumpur, Malaysia – Merantau ke Malaysia bukan hanya tentang mencari nafkah, tetapi juga mempersiapkan masa depan yang lebih baik, termasuk dalam urusan asmara. Banyak imigran asal Pidie Jaya dan Aceh pada umumnya, yang menetap di Malaysia untuk bekerja, namun mereka juga menggunakan kesempatan ini untuk membina hubungan yang lebih serius.
Hamdani, seorang imigran asal Pidie Jaya, menuturkan bahwa banyak teman-temannya yang melangsungkan pertunangan saat masih bekerja di Malaysia. “Banyak teman saya yang melangsungkan pertunangan saat masih bekerja di Malaysia. Mereka pulang ke Aceh hanya untuk menikah,” ungkap Hamdani saat ditemui di tempat kerjanya di Kuala Lumpur.
Fenomena ini menunjukkan bahwa bagi banyak imigran, merantau tidak hanya menjadi jalan keluar dari kesulitan ekonomi di kampung halaman, tetapi juga sebuah langkah strategis dalam mempersiapkan kehidupan keluarga. Dengan pendapatan yang lebih baik di Malaysia, mereka mampu menabung dan mempersiapkan diri untuk pernikahan dan kehidupan berkeluarga.
“Pulang ke Aceh hanya untuk menikah sudah menjadi hal yang umum. Kami bekerja keras di sini untuk memastikan bahwa ketika kembali, kami dapat memberikan yang terbaik untuk keluarga kami,” lanjut Hamdani. Menurutnya, menikah setelah memiliki pekerjaan yang stabil membuat banyak pasangan lebih siap dalam menghadapi kehidupan berkeluarga.
Keberadaan komunitas Aceh di Malaysia yang cukup besar juga membantu para imigran ini dalam menjalin hubungan sosial dan asmara. Pertemuan-pertemuan komunitas dan acara-acara keagamaan sering menjadi ajang bertemu dan berkenalan dengan sesama imigran. Banyak hubungan asmara yang berawal dari sini dan berlanjut ke jenjang pertunangan dan pernikahan.
Namun, merantau demi asmara dan masa depan bukan tanpa tantangan. Proses adaptasi di negeri orang, beban kerja yang tinggi, dan tekanan finansial menjadi tantangan tersendiri. Meski begitu, para imigran ini tetap gigih dan berusaha keras untuk mencapai tujuan mereka.
Miswar, seorang imigran lain dari Aceh, menceritakan pengalamannya. “Saya bertemu istri saya di sini, di Malaysia. Kami sama-sama bekerja dan saling mendukung. Setelah beberapa tahun, kami pulang ke Aceh untuk menikah. Sekarang, kami merencanakan masa depan bersama,” kisahnya.
Menurut data yang dihimpun liputangampongnews.id, jumlah tenaga kerja asal Aceh yang bekerja di Malaysia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa Malaysia masih menjadi tujuan utama bagi warga Aceh yang ingin memperbaiki kehidupan ekonomi mereka.
Kepulangan para imigran ini untuk menikah juga menjadi momen penting bagi keluarga dan masyarakat di kampung halaman. Mereka seringkali mengadakan pesta pernikahan besar sebagai ungkapan syukur dan kebahagiaan setelah sekian lama merantau. Ini juga menjadi bukti bahwa mereka telah berhasil mengumpulkan modal untuk kehidupan yang lebih baik.
Merantau ke Malaysia tidak hanya membawa dampak positif bagi perekonomian keluarga para imigran, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan budaya antara Aceh dan Malaysia. Kisah-kisah seperti yang dialami oleh Hamdani dan Miswar menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa dengan kerja keras dan tekad, impian untuk membangun kehidupan yang lebih baik dapat tercapai, Kamis (6/6). (**)