21 November 2024
Peristiwa

Anggota DPR Aceh Asal Pidie Jaya Sesalkan Pemukulan Di SMA Unggul Pidie Jaya

Liputangampongnews.id - Anggota DPR Aceh Ihsanuddin MZ, asal Kabupaten Pidie Jaya mengungkapkan penyesalannya atas pemukulan terhadap adik kelas oleh seniarnya yang terjadi di SMA Unggul Pidie Jaya. Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) Aceh meminta Dinas Pendidikan Aceh bertanggung jawab atas kejadian memalukan ini.

Setelah membaca berita yang diposting Liputanggampongnews.id, dengan judul: https://liputangampongnews.id/berita/detail/ditendang-dan-dihajar-kakak-kelas-12-siswa-smu-unggul-pidie-jaya-luka-lebam-dan-trauma-berat#, Ihsanuddin langsung membalas pesan kepada awak media ini, “Masya Allah, sadis that lagoe”, komennya.

“Dinas Pendidikan harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Segera lakukan evaluasi di mana titik awal kesalahannya serta beri sangsi tegas kepada siapapun, semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa akan datang,” bunyi pesan Ihsahnuddin kepada awak media ini via Whatsapp, Selasa (31/082021)

Kami sangat menyayangkan kejadian di SMA Unggul Pidie Jaya, yang kami pahami lembaga pendidikan mengharapkan agar siswa mendapatkan ilmu yang sesuai dengan kurikulum yang telah di tetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan kurikulum muatan lokal yg di sesuaikan dengan Qanun Aceh.” lanjutkannya

“Salah satu faktor dominan tujuan pendidikan  adalah agar siswanya berprilaku yang baik dan santun serta mengedepankan  akhlakul karimah. Tapi apa yg terjadi di SMA Unggul Pidie Jaya sangat menyimpang dari tujuan pendidikan, maka kami menilai SMA Unggul Pijay telah gagal mewujudkan harapan para siswa dan orang tua atau wali murid.”papar Ihsanuddin mengakhiri

Nyan Boarding School, Kon Sikula Cilet-cilet

Secara terpisah, salah satu mantan tenaga pendidik di Sekolah tersebut ikut menyampaikan penyesalan juga. Disambangi Liputangampongnews.id, mantan guru yang tidak mau dicantumkan Namanya mengatakan,  hal ini terjadi karana salah satumakibat dari karangnya  pengawasan pihak sekolah. Fungsi piket sepertinnya tidak ada, begitupun dengan penjaga Asrama khususnya,”cerutu guru itu.

“Barokon takalon bak gob kejadian lagee rupa, jino ka bak geutanyo”. Kepala Sekolah  harus bertanggung jawab penuh atas kejadian ini. Saya salah satu guru yang pernah mendidik di SMA Unggul Pidie Jaya sangat mnyesalkan kejadian ini.” sampaikannya dengan nada geram.

Dulu semasa saya bertugas di sekolah tersebut, kami para guru bekerja sama dengan Kepala Sekolah yang saat itu dipinpin oleh ibu Husna. “Alhamdullilah engak pernah terjadi musibah pembunuhan karakter  yang seperti  itu, secara pribadi kami sangat kecewa  dengan apa yang terjadi pada siswa SMA Unggul Pidie Jaya. Cerutunya sembari mnyampaikan

“Kepala Sekolah meunyo han ek pimpin mundur aju keudeh, bek jak petheun ide bangai disinan. Nyan Boarding School, kon sikula cilet-cilet,” akhiri guru tersebut. (***)