21 November 2024
Opini

Tamu Titik Hitam Melumpuhkan Segalanya

Foto : Opini | LIPUTAN GAMPONG NEWS

Oleh : Radja Fadlul Arabi
Kader HMI


OPINI - Titik adalah sesuatu yang tidak terlihat namun dia menunjukan jati dirinya apanila dia diperlukan dan penulis ingin menjabarkan apa yang dimaksud dengan titik hitam,  apa fungsinya serta kebederaanya itu dipertanyakan oleh penulis sendiri atau pemabaca lainnya dan oleh sebab itu maka penulis mengharapkan kelapangan dada kepada para pembaca agar bisa mengkaitkan antara sebuah pribahasa dengan peristiwa besar yang terjadi di Indonesia.

Mari kita gambarkan sebuah lingkaran, persegi, trapesium atau sebuah bangunan bentuk apa saja dan kita tidak perlu mewarnainya namun coba lihatlah pasti akan ada kegelapan yang berada di bangunan tersebut baik dari segi wilayah timur, barat, selatan, utara atau terletak ditengah-tengah yang dimana dia hampir dikucilkan dan bahkan tidak dianggap oleh siapapun yang melihatnya.

Penulis ingin mengajak kepada pembaca agar kita kali ini membuka wawasan agar kita melihat titik hitam ini, penulis tidak memaksakan kepada para pembaca agar berpikiran secara postif atau negative, akan tetapi penulis ingin mengajak kepada pembaca agar mampu menganalisa titik hitam tersebut lalu mari kita kaitkan dengan suatu peristiwa besar yang terjadi di Indonesia.

Titik hitam adalah wujud dari implementasi keadaan masyarakat sekitar, seperti contoh yaitu terkadang beberapa peristiwa atau kejadian yang menjadi sebuah titik hitam yang dulunya mengecil namun seperti apa caranya dia berhasil mendapatkan motivasi agar bisa menjadi yang besar dan juga mampu mendominasinya.

Dalam beberapa fakta sejarah banyak sekali berbagai macam segala jenis persoalan masalah yang dialami oleh  masyarakat baik dilihat dari segi manapun, dan apapun kondisi masyarakatnya, masyarakat kurang memerhatikan sebuah kesalahan atau beberapa kesalahan yang kita analogikakan titik yang mereka sendiri mampu mengikuti wujud dari implementasi Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda tapi tetap bersatu.

Disini penulis ingin merincinkan kepada masyarakat terutama di wilayah Indonesia agar jangan pernah meremehkan suatu kesalahan-kesalahan yang kita lakukan secara sengaja maupun tidak sengaja namun kita harus bisa mencegah agar tidak terjadi kesalahan yang sama, apabila sudah terjadi maka mari kita harus mampu memperbaikinya agar kesalahan seperti titik hitam tidak menjadi boomerang bagi kita sendiri.

Indonesia sudah berumur 76 tahun dan akan memasuki tahun ke 77 kemerdekaanya, namun penulis mengingkan kepada para pembaca agar kita jangan hanya focus pada kuantitias kemerdekaan yang terjadi tiap tahunnya akan tetapi cobalah kita focus pada kulitas kemerdekaan bangsa Indonesia.

Penulis ingin merincikan lagi dan menyambung tali kasih antara bab pembahasan pertama dan pembahasan sekarang yang dimulai dari garis sejarahnya bangsa indoensia sendiri yang mungkin tidak mampu membendung suatu titik keggalan yang berwarna hitam ini.

Sejarah telah mefatwakan bahwasanya bang kita adalah bangsa yang berpulau-pulau, bangsa yang besar namun kita melihat sekarang wilayah kekuasaan kita itu atau rumah kita sendiri malah kita ynag menjadi tamunya bukan menjadi tuan rumahnya. Sejarah telah membuktikan juga bagaimana kita mampu dijajah oleh berbagai Negara asing baik secara perang maupun intelektual.

Artinya bangsa ini mempunyai sebauh kelemahan besar yang mampu dibaca dan dimanfaatkan oleh siapa-saja dan berada dimana saja baik dari pihak local maupun luar negeri, akan tetapi masyarakatnya kita, pemerintah kita, kaum inteletual dan berbagai jenis penduduk di indonesia sepertinya masih nyaman dengan zona nyamanya yaitu zona yang memerdulikan titik hitam yang akan menghancurkan bangsa kita.

Penulis dan para pembaca akan kompak megatakan keadaan nasib bangsa ini sungguh miris, dan bahkkan kami memberikan berbagai macam pertanyaan-macam pertanyaan yang dimulai dengan suatu sturktual tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang menyebabakan berrbagai jenis elemen masyarakat dan pemerintah tidak mampu menjawab pertanyaan yang kami lontarkan kepada siapapun.

Penulis harus mengadu nasib kemana lagi agar bangsa Indonesia ini mampu keluar dari sebauh titik hitam yang menjerat bangsa ini. Sedangkan berbagai macam oknum yang mewakili masyarakat dan oknum yang mewakili pemerintah bangsa Indonesia masih senang dan bahkan menggangap ini adalah sebuah tradisi yang harus dimainkan tatkala titik hitam yang semula kecil menjadi besar lalu berencana menguasai Indonesia.

Penulis menganalogikan bahwa titik hitam tersbut adalah tamu yang datang denagn cara baik-baik namun dia memiliki hasrat yaitu musuh dalam selimut yang dimana dia datang bertingkah ramah depan kita namun dia pula yang menjadi penguasa kita. Hal ini sama seperti penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa sebelumnya namun seiring perkembangannya penjajahan ini telah diupgrade dan dikupas serta dimodifikasi dengan begitu luar biasa sehingga kita seakan-akan bahkan kita termasuk orang yang dipaksanakan agar mengikuti kehendak dia.

Kalau dibiarkan tentu bangsa kita akan mengalami kehancuran atau mengalami sebauh peristiwa yang sama dengan fakta sejarah yang terjadi dan bahkan kita bisa jatuh ke dalam lubang yang sama. Penulis mengingkan agar tamu titik hitam itu diusir atau dijadikan babu agar bisa menghilangkan efek dampaknya bagi masyarakat, denagn beralasan penulis menganalisa bahwasanya penulis sendiri dan masyarakat merasakan bahwa tamu titik hitam itu sudah cukup kita menerimanya dan sudah saatnya kita harus mengusirnya, artinya jikalau kita kaitkan dari sisi agama maka tamu hanya boleh berada dirumah kita selama tiga hari berturut-turut dengan kewenangan yang kita berikan tanpa batas, namun yang terjadi sudah setahun tamu tersebut menyalahgunakan kewenanangan yang telah kita berikan.

Wahai pemerintah, wahai elemen masyarakat penulis memberikan sebuah sugesti yaitu agar kita jangan menghiraukan tamu titik hitam tersebut namun cobalah kita perdulikan bangunan-bangunan yang berwarna putih agar tidak menimbulkan atau menajdikannya menajdi warna hitam. Namun cobalah berkretifitas serta berinovatif agar mampu tamu titik hitam tersebut menjadi keluar atau tetap bersama kita tapi kita harus bisa membuat dia menjadi warna putih.