15 April 2025
Kisah

Luka di Balik Pena, Ismed Terperangkap Dalam Kekerasan Jurnalisme

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDMalam itu, Ismed, seorang jurnalis CNN Indonesia yang bertugas di Pidie Jaya, duduk di sebuah kios kecil di desanya, Sarah Mane. Setelah seharian meliput, ia hanya ingin melepas penat bersama istrinya. Namun, malam yang tenang itu berubah menjadi tragedi yang meninggalkan luka mendalam, baik secara fisik maupun emosional.

Seorang Keuchik (Kepala Desa), yang berinisial Is, tiba-tiba menghampirinya. Dengan nada penuh amarah, Is menarik Ismed keluar dari kios. Ia melayangkan serangan yang tidak hanya melukai tubuh Ismed tetapi juga meruntuhkan martabatnya sebagai seorang jurnalis profesional. Peristiwa itu menjadi saksi betapa mudahnya seorang pembawa kabar kebenaran diserang hanya karena menjalankan tugasnya.

Ismed tidak pernah membayangkan bahwa tindakannya melaporkan kondisi Polindes yang dipenuhi semak belukar akan berakhir dengan kekerasan. Berita yang ia tulis semata-mata untuk mendorong perubahan, demi kepentingan masyarakat. Namun, apa yang ia dapatkan justru ancaman dan pukulan dari pihak yang merasa terganggu oleh kebenaran yang diungkapnya.

Yang paling menyayat hati adalah keberadaan istri Ismed di tempat kejadian. Wanita itu hanya bisa menyaksikan suaminya diperlakukan tidak manusiawi, tanpa daya untuk melindunginya. Bahkan, ia sempat diancam jika berani merekam peristiwa tersebut. Bayangkan ketakutan dan rasa sakit yang mereka rasakan di malam itu.

Ismed juga dipaksa menuju Polindes, di mana ancaman dan caci maki terus berlanjut. Seorang warga desa ikut nimbrung memarahi Ismed, menambah tekanan emosional. Dalam suasana yang mencekam, Ismed hanya bisa berusaha bertahan sambil berharap keadilan akan berpihak padanya suatu hari nanti.

Kasus ini mencerminkan betapa rentannya posisi seorang jurnalis ketika menjalankan tugasnya. Di tengah risiko dan tekanan, Ismed tetap teguh memperjuangkan hak masyarakat untuk mengetahui fakta. Namun, penganiayaan yang ia alami menunjukkan bahwa jalan menuju kebenaran sering kali penuh rintangan.

Ismed telah melaporkan kasus ini kepada pihak berwenang. Ia berharap ada tindakan hukum yang tegas terhadap pelaku, bukan untuk membalas dendam, tetapi demi memastikan bahwa kekerasan terhadap jurnalis tidak lagi terjadi. Keberanian Ismed adalah pengingat bahwa kebenaran membutuhkan perlindungan, dan keadilan harus ditegakkan.

Kisah ini seharusnya menggugah hati kita semua. Jurnalis seperti Ismed adalah pilar demokrasi yang menjaga masyarakat tetap mendapat informasi yang benar. Ketika mereka dilukai, bukan hanya seorang individu yang menderita, tetapi seluruh masyarakat kehilangan suara yang berani menyuarakan kebenaran. Mari kita bersama menjaga dan mendukung kebebasan pers, demi masa depan yang lebih baik. (**)