05 Februari 2025
Kisah

Bocor Ginjal, Saat Biaya Berobat Tak Lagi Cukup, Doa Seorang Ibu Menggantung Harapan di Langit Takdir!

Foto : Riskal Aulia | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDDalam deru kehidupan yang penuh ujian, Riskal Aulia, seorang remaja berusia 15 tahun asal Gampong Meunasah Reumpeun, Kemukiman Beuracan, Kecamatan Meureudu, kini harus berjuang melawan kebocoran ginjal yang dideritanya. Sang ibu, Miska Zafira, menceritakan dengan suara bergetar bahwa kondisi anaknya kian memprihatinkan karena keterbatasan biaya menghambat pengobatan ke RSU Zainal Abidin di Banda Aceh.

"Setiap bulan, kami harus membawa Riskal berobat jalan hingga empat kali, namun beberapa bulan terakhir, kami terpaksa berhenti karena tidak mampu lagi menanggung biaya transportasi dan perawatan," ucap Miska Zafira dengan mata berkaca-kaca. Ia menambahkan bahwa kini Riskal hanya bisa bertahan di rumah dengan kondisi yang terus melemah.

Miska mengaku sudah meminta bantuan kepada Dinas Sosial dan P3A Pidie Jaya. Meski pihak dinas telah berkunjung untuk melihat langsung kondisi Riskal, bantuan yang diharapkan belum kunjung tiba. "Katanya mereka sedang mencari solusi, tetapi waktu terus berjalan, dan kami semakin terhimpit oleh keadaan," ungkapnya lirih.

Di tengah keterbatasan sebagai seorang guru honorer di SMPN 2 Kecamatan Ulim, Miska tetap berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya. Namun, pendapatan yang pas-pasan membuatnya hanya bisa pasrah sambil berharap ada uluran tangan dari para dermawan. "Honor saya sebagai guru bakti tidak cukup untuk membiayai pengobatan anak saya. Kadang, saya merasa tidak berdaya, tetapi saya percaya Allah sedang menguji kami," tuturnya dengan linangan air mata.

Miska berharap, di tengah kondisi sulit ini, masih ada orang baik yang tersentuh hatinya untuk membantu Riskal melanjutkan pengobatan. "Semoga ada dermawan yang mau membantu, agar anak saya bisa segera mendapatkan perawatan yang ia butuhkan," ujarnya penuh harap.

Kisah Riskal Aulia adalah cermin perjuangan seorang ibu dan anak melawan keterbatasan. Di balik dinding rumah sederhana di Meunasah Reumpeun, ada harapan besar yang menggantung di langit takdir. Semoga tangan-tangan kebaikan hadir, menjadi pelipur lara bagi keluarga kecil ini yang tengah berjuang demi kesembuhan sang buah hati. (***)