Silaturahim Aneuk Nanggroe Di Negeri Paman Sam
Foto : Teungku Dr H Amri Fatmi Anziz Lc MA (tengah) bersama Aduen Adron Yusuf (kiri) dan rekannya. | LIPUTAN GAMPONG NEWS
Laporan Warga Aceh dari Seattle, USA
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID (Amerika Serikat) - Alhamdulillah ada kesempatan melakukan kunjungan ke beberapa kota di USA dalam rangka membangun rasa ukhuwah sesama aneuk naggroe.
Perjalan kali ini cukup berkesan karena ada Teungku Dr H Amri Fatmi Anziz Lc MA, seorang Ulama muda Aceh lulusan Al-Azhar Mesir. Ini adalah perjalanan perdana beliau across USA dan Canada. Beliau bukan hanya pintar memberi lectures agama, tapi beliau juga savvy dalam bidang technology media. Beliau memiliki beberapa accounts media online. Setiap kunjungan beliau sempat kan live streaming dan membuat video clips. Jarang-jarabg ada ulama yang seperti itu.Yang paling terkesan adalah tangapan masyarakat yang sangat enthusias di setiap tempat yang beliau kunjungi. Kalau kata orang America, Teungku ini memiliki “it” nya, sehingga semuanya terasa natural dan normal.
Hal lain yg tidak kalah pentingnya yang saya kagumi tentang Teungku Dr. Amri adalah sikap curiosity nya yang dalam dengan hal-hal yang baru. Beliau bukan saja berkunjung memberi tausiah tapi beliau juga mengamati dan mempelajari hal-hal yang dilihat. Beliau selalu mengambil pelajaran dari hal-hal yang baru. Very impressive.
Bagi saya pribadi perjalanan ini adalah perjalanan yg memberi arti tersendiri. Saya bisa bertemu dengan who’s who nya orang Aceh yang tinggal di USA. Kalau kata anak Medan tau “pemain” nya. Diversity dan background aneuk nanggroe yang berbagai macam serta pangalaman yg ber beda2 membuat kunjungan ini penuh appreciative. Kunjungan ini menjadi jendala untuk melihat dan memahami dinamika masyarakat Aceh. Tapi satu hal perlu di catat adalah ada rasa ukhwah yg sangat tinggi diantara mereka.
Masyarakat Aceh, seperti masyarakat lainnya juga ada yg terpengaruh oleh dinamika dan budaya barat. Itu sebuah hal yang wajar dan normal. Dan ini menjadi tantangan serta opportunity bagi kita semua. Untuk itu kita perlu membuat sebuah sanctuary sebagai tempat mereka berteduh dari challenges yg mereka hadapi. Bagi aneuk nanggroe sanctuary ini adalah sebuah meulasah yg lengkap dengan imam. Ini menjadi oasis ditengah gurun tandus kehidupan barat.
Selanjutnya kita juga perlu memikirkan hal-hal yang bersangkutan dengan next generations. Disini perlu kita pikirkan bagimana melibatkan generasi muda, membimbing dan menuntun mereka agar menjadi next leaders yg penuh percaya diri. Juga perlu kita pikirkan calon-calon pemimpin umat (imam) dari generasi muda kita. Untuk itu kita perlu mencari jalan untuk membantu mereka ke arah tersebut.Semua challanges yang kita hadapi penuh tantangan dan rintangan. Tidaklah gampang. Semua ini bukan saja membutuhkan resources, tapi juga kepedulian, perhatian, partisipasi dan pemikiran-pemikiran kita semua. Saya adalah orang yang optimistik yg percaya dengan collaboration dan cooperation. Kalau kita semua mau berkontribusi sebatas kemampuan masing, we can do it, Insha Allah.
Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan appresiasi dan terima kasih kepada organizers events di USA, Musdar Arsyad (Harrisburg), Cut Zahara Hamzah (Philladelphia) dan kak Ida Tata (New York). Thank you guys for the job well done. I am so proud of you all. (***)
Laporan:
Adron Yusuf, Ketua Diaspora Global Aceh Sagoe USA. (Nov 5, 2022)
Diaspora Global Aceh pusat berada di bawah umbrella TIM (Taman Iskandar Muda) Jakarta.
Alhamdulillah hampir di setiap negara yg ada masyarakat Aceh disana ada DGA Sagoe. Tujuan dari DGA adalah untuk mempersatu masyarakat-masyarakat di seluruh penjuru dunia untuk bisa berkontribusi untuk kemajuan Aceh.