Satu Keluarga Luput Perhatian Hal Biasa, Di Kabupaten Bireuen Ada Lima Keluarga Luput Perhatian Pemerintah
Foto : Janda Basiyah (67) berdiri di depan rumahnya yang kondisi memprihatinkan | LIPUTAN GAMPONG NEWS
Liputangampongnews.id - Untuk apa kita harus marah dengan status Aceh sebagai provinsi termiskin di Sumatera. Jika ditelusuri secara mendalam hal ini tidak mengherankan, karena banyak cerita "pilu" terjadi meskipun anggaran pembangunannya cukup besar.
Pada awal tahun 2021 saat Aceh diumumkan menjadi Provinsi termiskin di Sumatera, banyak pengamat ekonomi dan tokoh peduli Aceh memberi pendapat alasan terjadinya kemiskinan di Aceh. Salah satunya, selama ini tidak ada pemerataan ekonomi di 23 kabupaten/ kota di Aceh, karena yang menikmati anggaran pembangunan hanya segelintir oknum atau kelompok saja.
Hal ini kembali terbukti dengan melihat kehidupan yang "miris" sangat menyedikan dialami oleh lima keluarga di Dusun Capa Teungoh Gampong Meunasah Capa Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen-Aceh.
Kondisi kehidupan mereka sangat memprihatinkan, diduga luput dari perhatian pemerintah terutama pemerintah gampong setempat sampai tingkat Provinsi. Belum satupun program pemerintah untuk orang miskin yang menyentuh mereka padahal mereka hidup di garis kemiskinan.
Pantauan awak media ini, Jum'at (17/12/2021) pagi, yang awalnya menjumpai Samsul Bahri (65) warga setempat. Kondisi rumahnya berdinding plastik dan karung semen, dengan atap seng bekas. Dan kondisi sekarang sudah mulai Rapuh.
Foto: Kondisi rumah Samsul Bahri (65) berdinding kertas semen
"Beginilah kondisi rumah kami apa adanya, dengan kondisi ekonomi yang pas-pas san bahkan selalu kurang," akuinya seraya menyampaikan ada empat rumah lain yang kondisi juga tidak layak huni
Seperti rumah janda Basiyah (67) yang tidak jauh dari rumahnya. Kondisinya juga memprihatinkan, sudah bertahun-tahun tidak dapat bantuan rumah dari Pemkab Bireuen dan Pemerintah Aceh." cerita Samsul
Sedangkan tiga unit rumah lagi, yaitu Nazariah (45) Janda, Maryam (65) Janda dan Ardi (47) menurut Samsul Bahri mereka belum punya sepetak tanah, karena tanah yang mereka tempati masih milik warga setempat yang hanya diberikan hak pakai bukan hak milik.
"Padahal kami dekat dengan kantor Dinas Sosial dan sekretariat Baitul Mal Kabupaten Bireuen. Tolong sampaikan jeritan kami ini kepada bapak bupati Bireuen DR H. Muzakkar A. Gani.SH.M.Si," kata Samsul Bahri dengan lesu.
Dimana dan kemana lagi kami harus menjerit agar ada yang peduli kepada kondisi ini. Harapan kami kepada Pemkab Bireuen melalui dinas terkait untuk bisa membatu kami, mendapatkan rumah bantuan yang layak huni. "Tak ada rumah bantuan, rumah rehab pun kami tidak apa apa," sampaikan harapannya dengan mata berkaca-kaca.
Saat mengkonfirmasi Sekdes Gampong Meunasah Capa, Abdulah Rahmat mengatakan terkait adanya bantuan rumah dari Pemerintah Aceh atau Pemkab Bireuen kami tidak tau apa apa. Karena bukan kami yang mengajukannya. Makanya saya selaku Sekdes Gampong terkadang agak bingung." katanya
"Setiap tahun sebagian masyarakat kurang mampu di gampong kami selalu ada yang membuat surat kurang mampu, atau rekomendasi Geuchik untuk mendapat kan rumah bantuan dari Pemerintah Aceh atau Pemkab Bireuen." sampaikannya
Sementara, Camat Kota Juang Drs. Jalaluddin M.Si, saat mendapatkan informasi tersebut dari awak media ini, beliau akan segera meminta keterangan langsung ke geuchik mengenai lima warga tersebut mengenai kebenarannya." kata Camat.
Untuk mendapatkan informasi lengkap dalam pemberitaan, awak media juga memintai keterangan dari Badan Ketua Baitul Mal Kabupaten Bireuen, Tgk. Muhammad Hafiq, S.Sy, namun belum bisa dihubungi.
Begitu juga dengan Kadis Sosial Kabupaten Bireuen Bob Mizwar SSTP M.Si juga dihubungi awak media ini mengatakan akan meminta keterangan dari Camat dan Geuchik mengenai ke lima warga tersebut, apa lagi beliau baru menjabat kadis sosial." akuinya.
Pewarta: Adi Saleum
Banyak Berita Menarik dan Actual Lainnya, Download Aplikasi Androidnya Liputangampongnews.id Disini ????