Dai Muda Aceh Asal Pidie Jaya Dengan Segudang Prestasi Dapat Beasiswa Ke Yaman
Foto : Teungku Muhammad Syarif Faudi Attari Qadiri | LIPUTAN GAMPONG NEWS
Liputangampongnews.id – Seorang Dai Muda yang memiliki segudang prestasi dari Bumi Teungku Japakeh Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya Aceh, Teungku Muhammad Syarif Faudi menerima beasiswa dari organisasi Pakistan Dawate Islami untuk mengenyam pendidikan di Timur Tengah, tepatnya di Provinsi Hadramaut Yaman.
Muhammad Syarif akan menimba ilmu di Universitas Al-Ahgaf jurusan Syari’ah dan Qanun pada tanggal 27 September 2021. Program beasiswa ini disalurkan langsung oleh Syekh Husen Attari Qadiri dan Syekh Yasin Attari Qadiri sebagai pengurus Dawate Islami cabang Indonesia.
Pemuda kelahiran 9 September 1999 di Meunasah Mancang Kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya ini memiliki nama lengkap Muhammad Syarif Faudi Attari Qadiri, anak ketiga dari Aisyah Abdullah seorang janda penjual mie caluek.
Walaupun statusnya janda Aisyah Abdullah adalah ibu yang sangat beruntung, ia mempunyai tiga anak yang sangat berbakat di daerahnya. Diantaranya, Nurul Hikmah adalah anak yang pertama yang sangat banyak mengumpulkan tropi penghargaan baik tingkat kabupaten maupun provinsi, saat ini yang bersangkutan sudah menjadi Ustazah yang mengajar di berbagai pesantren dan sekolah di Kota Banda Aceh.
Syrarif kecil merupakan alumni MIN 4 Pidie Jaya dan MTsN 2 Pidie Jaya. Dirinya sudah banyak berprestasi sehingga memenuhi rak piala keluarnya. Hingga saat ini keluarganya lah yang terus mendobrak semangat untuk mengejar dan meraih yang orang lain katakan tidak mungkin.
Syarif sudah berada di Yaman semenjak tanggal 26 April 2021 untuk persiapan Bahasa Arab dan masuk kuliah. Setelah lima bulan persiapan bahasa dan adaptasi, besok adalah hari pertama ia masuk ruang kuliah” ujar pemuda berbakat Pidie Jaya Teungku Syarif, dalam release yang dikirimkan kepada awak media Liputangampongnews.id, Minggu (26/9).
Program beasiswa ini adalah program bantuan biaya untuk penuntut ilmu dari Dawate Islami, organisasi yang berpusat di Karachi Pakistan ini sudah membiayai hingga lulus sebanyak 408.455 santri dan santriwati di pesantren Tahfiz dan pesantren Salafiyah Dawate Islami baik di Pakistan, negara-negara Asia, Eropa, Afrika dan Amerika.” paparnya
Dayah Yayasan Mustaqimiyah Blang Cut Meurah Dua merupakan tempat pertama mendalami ilmu agama islam pada malam hari. Semenjak belajar dengan gurunya Teungku Mustaqim pada tahun 2011 dia mulai memupuk keinginan yang kuat suatu saat nanti akan belajar di Yaman Negeri Ratu Balqis.
Tamat Tsanawiyah, Syarif langsung masuk ke Dayah Ulee Titi Banda Aceh untuk persiapan membaca kitab Arab. Di Dayah Ulee Titi, dia mendapatkan banyak juara, dan sempat mendirikan organisasi Kalam Santri (KASTRI) yang fokus untuk santri menulis dan program kreativitas santri lainnya.
Tak hanya organisasi intra Dayah, dia juga mendirikan Rabithah Dakwah Santri (RADAS) yang fokus untuk dakwah, pada 2017 dia bersama teman temannya safari Ramadhan keliling Aceh dan Sumatera Utara.
Setelah tiga tahun di Ulee Titi, dia melanjutkan perantauannya ke Jawa Barat untuk mencari informasi pendaftaran kuliah ke Yaman. Dia menetap di Pesantren Albahjah pimpinan lulusan Universitas Al-Ahgaf yaitu Abuya Yahya Zainal Ma’arif selama hampir satu tahun.
Tak cukup di Albahjah, dia juga melanjutkan Daurah bahasa Arabnya di Dalwa Darul Lugah Wadda’wah Bangil Jawa Timur selama 35 hari. Setelah selesai Daurah, dia mendapatkan kesempatan untuk tes ke Pakistan, ketika itu dia berhasil lolos dengan 12 santri lainnya dari berbagai daerah Indonesia untuk berangkat ke Pusat Dawate Islami Pakistan.
Tiga bulan keliling Pakistan dan dakwah ceramah masjid ke masjid dengan bahasa Urdu,dai muda Aceh ini kembali ke Indonesia dan melanjutkan Safari dakwah ke Malaysia. Dari sana pengurus Dawate Islami mulai melihat perkembangan dan kegigihan Teungku Syarif dalam berdakwah, pada waktu itu Teungku Syarif terpilih menjadi Ketua Umum Yayasan Madrasatul Madinah Indonesia Dawate Islami.
Di Yayasan Madrastul Madinah Indonesia Teungku Syarif memegang banyak amanah, mulai dari MOU mengajar di Lapas 2 Tangerang, Ceramah malam Jum’at di Tangerang, dakwah pemuda di Jabodetabek, mengisi seminar, mengajar Daurah dan mengikuti Daurah internasional yang diselenggarakan oleh Dawate Islami. Dakwahnya meliputi berbagai kota di 12 provinsi Indonesia hingga ke Kalimantan bersama gurunya syekh Yasin Attari Qadiri dari Pakistan.
Pada tanggal 17 Agustus 2020 Teungku Syarif mulai membuka cabang Yayasan Madrasatul Madinah Indonesia di Jeulingke Banda Aceh hingga sampai saat ini yayasan tersebut sudah mendapatkan tanah Waqaf untuk pesantren/Dayah Tahfiz dan Dayah Salafiyah dan mempunyai cabang di Aceh Barat dan Pidie Jaya.
Tekad Teungku Syarif Attari belajar di Yaman belum lenyap di terpa angin, keinginan itu masih membara di jiwanya, hingga akhirnya dia mendapatkan beasiswa untuk pulang pergi dan semua biayai selama di Yaman.
Sampai sekarang Teungku Syarif Attari Qadiri terpilih menjadi Ketua Dawate Islami/ Markaz Dakwah Islamiyyah di Yaman Dengan berbagai kegiatannya. Dalam 5 bulan di Yaman, dia mulai membuat Majelis dengan program lainnya bersama orang Yaman, Indonesia, Somalia, Tanjania, Mesir, Suriah, Arab Saudi, Oman dan Thailand, Malaysia dan Negara lainnya.
Teungku Syarif juga menyampaikan harapannya untuk generasi Aceh lainnya “Pendahulu kita Ulama dan Umara tak henti hentinya dalam berdakwah menyebarkan Islam, sekarang mereka telah tiada, saatnya kita yang melanjutkan perjuangan mereka hingga ke semua penjuru dunia” ungkapnya dengan begitu semangat.
Saat ini Teungku Syarif juga sedang menyelesaikan puluhan buku karyanya yang ditulis berbagai bahasa, bahasa Indonesia, Arab, Aceh, Arab Melayu dan Urdu. “Kenapa saya tidak bisa diam untuk terus berdakwah dan berkaryamelalui tulisan ini semua karena dorongan semangat salah satunya yaitu Dr. Teuku Zulkhairi MA” ujar dai muda Aceh ini.
Tak hanya di tulisan Teungku Syarif juga termasuk anggota dari 104 negara dalam majelis internasional Sosial Media Dawate Islami, dan Teungku Syarif juga aktif dalam membuat ratusan YouTube, Facebook Instagram untuk alat dakwah teman temannya dan pemuda Islam lainnya.
Teungku Syarif bukan hanya santri biasa tapi dia juga aktif dalam dunia ekonomi ummat, lihat saja sekarang dia mengumpulkan ratusan tikar pandan atau Tika sike dari pelosok Aceh untuk di jual di Kota metropolitan Jakarta dan bahkan ada yang dikirim ke luar negeri.
Sekarang Teungku Syarif juga berupaya agar semua generasi muda Aceh agar bisa mewujudkan cita citanya belajar di Timur Tengah, Dia mengatakan “Silahkan chat saya di WhatsApp, Facebook, Instagram jika ingin menanyakan tentang belajar di Timur Tengah” ujarnya dengan harapan bisa membantu generasi Aceh lainnya. (***)