23 Juni 2025
Kisah

Kapolres Pidie Jaya Tak Segan Kotor demi Pantai yang Bersih

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDDi bawah langit pagi yang cerah, semilir angin laut mengibarkan bendera kecil di pinggir Pantai Meurah Setia, Gampong Meunasah Balek, Kecamatan Meureudu. Pemandangan tak biasa tampak di sana, dua pimpinan daerah, Kapolres Pidie Jaya AKBP Ahmad Faisal Pasaribu dan Wakil Bupati Hasan Basri, larut dalam aksi bersih-bersih bersama ratusan relawan. Tak ada sekat jabatan, hanya semangat yang sama membersihkan sampah, memulihkan wajah alam.

Pantai Meurah Setia dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Pidie Jaya. Keindahannya memanjakan mata, namun juga menyimpan luka. Gelombang laut yang membawa sampah plastik, limbah rumah tangga, dan serpihan-serpihan tak bertuan mengotori bibir pantai yang semestinya menjadi ruang rekreasi dan kebanggaan masyarakat.

Dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara ke-79, Polres Pidie Jaya menginisiasi aksi sosial membersihkan kawasan pantai. Kapolres AKBP Ahmad Faisal Pasaribu memimpin langsung kegiatan ini dengan melibatkan ratusan personel polisi dan para relawan dari berbagai elemen masyarakat. Mereka bersatu, melawan satu musuh bersama yang bernama sampah.

Tidak sekadar simbolik, Kapolres Ahmad Faisal tampak menyusuri garis pantai, membungkuk memungut plastik, botol, dan serpihan kayu yang terdampar. Tanpa ragu, ia menunjukan bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar tugas pemerintah, tapi panggilan moral setiap insan yang mencintai bumi. Sikapnya mencerminkan jiwa polisi humanis, yang tak segan menyingsingkan lengan demi kebersihan dan kenyamanan masyarakat.

Di sisi lain, Wakil Bupati Hasan Basri juga menunjukkan kepedulian nyata. Dengan kaos sederhana menggunakan topi, ia menyatu dengan masyarakat, ikut menata tumpukan sampah dan memindahkan sisa-sisa limbah ke tempat yang lebih layak. Pemandangan dua pemimpin yang bahu-membahu membersihkan pantai menjadi simbol kuat bahwa kepedulian itu menular jika dimulai dari atas.

Aksi ini bukan sekadar bersih-bersih. Ini adalah pesan sunyi kepada semua pihak, terutama masyarakat sekitar dan para pedagang yang mengais rezeki di kawasan pantai. Bahwa pantai bukan hanya tempat mencari keuntungan, tapi juga ruang yang perlu dijaga bersama, demi anak cucu yang kelak akan mewarisinya.

Pantai Meurah Setia hari itu tak hanya menjadi saksi kerja fisik, tapi juga kerja nurani. Di setiap kantong sampah yang diangkat, tersimpan harapan agar lingkungan lebih dihargai, agar sampah tak lagi menjadi pemandangan biasa. Karena alam yang bersih bukan hanya soal keindahan visual, tapi tentang menghargai kehidupan itu sendiri.

Semoga aksi yang dipimpin langsung oleh dua figur penting daerah ini menjadi pemantik kesadaran kolektif. Sebab menjaga bumi bukan tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab kita semua. Dan hari itu, pantai bukan sekadar tempat wisata, melainkan ruang edukasi, tempat keteladanan bicara lebih keras dari kata-kata. (TS)