Santri Dayah Minhajussalam Harumkan Nama Aceh di Pentas MQKI Nasional
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Dua santri Dayah Perbatasan Minhajussalam, Kota Subulussalam Hafizah Maheer Sagala dan Asrina Keliat, membawa cahaya kebanggaan bagi daerahnya. Keduanya berhasil menorehkan prestasi membanggakan pada ajang Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) yang digelar di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Di bawah bimbingan dan doa tulus dari pimpinan dayah, Abu Tgk. Syafruddin Al Yusufi, mereka menapaki panggung nasional dengan tekad yang berpadu dengan nilai keikhlasan santri sejati.
Perjalanan menuju ajang internasional itu bukanlah proses yang mudah. Semuanya berawal dari seleksi internal yang ketat, menyaring para santri terbaik yang memiliki kemampuan dan kesungguhan dalam memahami kitab kuning. Di balik semangat yang menggelora, para peserta juga harus melewati berbagai keterbatasan fasilitas dan jarak yang jauh dari pusat pendidikan besar. Namun tekad mereka mengalahkan segala hambatan, menjadikan keterbatasan sebagai tangga menuju keberhasilan.
Dayah Perbatasan Minhajussalam memang bukan nama baru dalam dunia keilmuan Islam. Tradisi prestasi telah lama tertanam kuat. Dayah ini sebelumnya pernah menorehkan sejarah manis meraih Juara Umum MQKN tingkat Provinsi pada tahun 2021, Harapan I di MQKN Solo tahun 2022, dan Harapan I di Lamongan pada tahun 2023. Setiap capaian itu adalah buah dari kerja keras dan pembinaan yang konsisten, bukti nyata bahwa lokasi di perbatasan bukanlah penghalang bagi ilmu untuk bersinar.
Dari 20 peserta yang dikirim untuk seleksi nasional, 12 di antaranya berhasil menembus sepuluh besar terbaik, menyingkirkan ribuan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Seleksi yang begitu ketat itu akhirnya menyisakan dua nama yang mewakili Aceh di ajang MQKI yakni Hafizah Maheer Sagala dan Asrina Keliat. Keduanya kini menjadi simbol harapan baru, generasi muda yang meneguhkan kembali pesan bahwa ilmu yang dipelajari dengan keikhlasan akan memuliakan siapa pun yang menuntutnya.
Asrina Keliat, lahir di Aceh Singkil pada 14 Juli 2008, dikenal sebagai santri yang tekun dan disiplin. Kini duduk di kelas II SMA Dayah Minhajussalam, Asrina telah berulang kali menorehkan prestasi akademik dan religius. Sementara Hafizah Maheer Sagala, kelahiran Pakpak Bharat 7 Juni 2011, sejak SMP telah menunjukkan kecemerlangannya dengan menjadi juara umum berturut-turut. Hafizah juga pernah menjadi Juara I Lomba Kitab Fiqih antar-Dayah se-Kota Subulussalam. Keduanya sama-sama menempuh metode belajar yang intensif di bawah bimbingan guru ahli, menjadikan ilmu mereka tidak hanya luas, tapi juga berakar pada keberkahan.
Malam pengumuman hasil seleksi tingkat provinsi menjadi momen haru penuh syukur. Ketegangan menyelimuti ruang-ruang dayah hingga akhirnya kabar menggembirakan itu tiba Hafizah Maheer Sagala dinyatakan meraih peringkat ke-4 nasional dari enam peserta terbaik yang lolos ke MQKI. Tangis bahagia dan doa syukur pun pecah di Dayah Minhajussalam. Di bawah kepemimpinan Abu Tgk. Syafruddin Al Yusufi, dayah di ujung perbatasan Aceh ini kembali membuktikan bahwa cahaya ilmu dapat bersinar dari mana saja, bahkan dari tempat yang dianggap jauh, selama hati dan niatnya dekat kepada Allah. (**)