Pisau Tak Mampu Menyayat Leher Ismail: Waled Mns. Mee Sampaikan Makna Keikhlasan Sejati di Hari Raya Qurban
Bupati Pidie Jaya Hadiri Shalat Idul Adha di Masjid Istiqamah Ulee Gle
Ulee Gle, Pidie Jaya Takbir menggema menggetarkan langit Ulee Gle, disambut gemuruh hati penuh haru dan syukur umat Islam yang memadati halaman Masjid Istiqamah pada pagi 10 Zulhijjah. Dalam suasana penuh kekhusyukan, Shalat Hari Raya Idul Adha tahun ini dipimpin oleh Tgk. H. Ridwan Sulaiman, SH, yang akrab disapa Waled Mns. Mee, selaku khatib.
Dalam khutbahnya yang menggugah jiwa, Waled Mna. Mee menyampaikan kisah monumental Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sebuah kisah keikhlasan, ketaatan, dan kepasrahan mutlak kepada Allah SWT. “Karena ketakwaan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam menaati perintah Allah,” ungkap beliau, “maka bahkan pisau yang tajam pun tak sanggup melukai leher Ismail. Allah menunjukkan kekuasaan-Nya dengan mengganti Ismail dengan seekor kibas dari surga.”
Makna Qurban: Bukan Darah dan Daging, Tapi Tunduknya Hati
Waled menekankan bahwa esensi qurban bukan terletak pada hewan yang disembelih semata, melainkan pada kesungguhan hati untuk tunduk kepada kehendak Allah. “Qurban adalah tentang membunuh ego, memotong hawa nafsu, dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah. Sama seperti Ibrahim yang rela melepaskan yang paling ia cintai,” ujar beliau di hadapan jamaah.
Suasana haru tak terelakkan. Banyak jamaah yang terdiam merenung, tersentuh oleh perenungan mendalam yang disampaikan khatib. “Bukan darah dan daging hewan yang sampai kepada Allah,” tegas Waled, “tapi keikhlasan dan ketakwaan hamba-Nya.”
Bupati Pidie Jaya Hadiri Shalat Id Bersama Masyarakat
Turut hadir dalam shalat Idul Adha ini, Bupati Pidie Jaya Tgk. H. Sibral Malasyi, yang melaksanakan ibadah bersama masyarakat di barisan depan Masjid Istiqamah. Kehadiran beliau menjadi bentuk kedekatan seorang pemimpin dengan rakyatnya, sekaligus simbol kebersamaan dalam menghidupkan nilai-nilai keislaman yang luhur.
Usai shalat, Bupati menyampaikan harapannya agar semangat Idul Adha menjadi penggerak bagi masyarakat Pidie Jaya untuk saling tolong menolong, berbagi kepada yang membutuhkan, dan terus menjaga semangat gotong royong serta persaudaraan.
Pesan untuk Pidie Jaya dan Umat Islam
Peristiwa Idul Adha di Ulee Gle menjadi pengingat bahwa pengorbanan bukan hanya ritual tahunan, tetapi fondasi moral dalam kehidupan. Waled Mna. Mee menutup khutbahnya dengan doa agar Pidie Jaya selalu diberkahi dengan pemimpin dan rakyat yang saling mendukung dalam kebaikan.
“Semoga kita semua menjadi Ibrahim dan Ismail di zaman ini,” tutupnya, “yang sanggup menundukkan ego dan menjadikan hidup sebagai persembahan terbaik untuk Allah SWT.” (F12)