Pidie Jaya: Janji yang Terlupakan dan Cinta yang Terabaikan
Foto : Dok. Google Image | LIPUTAN GAMPONG NEWS
OPINI - Sepuluh Tahun sudah berlalu pasangan H. Aiyub Abbas & Dr. H. Said Mulyadi, SE., M.Si memimpin Pidie Jaya hasil Pemilihan Kepala Daerah 2014 - 2019 dan dilanjutkan 2019 - 2024. Dua periode memimpin, mereka bisa apa? Hasrat bertanya menyimak data, angka dan realitas pembangunan serta kesejahteraan yang masih simpang siur dan amburadur ibarat orang yang linglung tidak tau arah kemana. Sehingga sesat di persimpangan jalan, tanpa mencapai tujuan yang nyata dan pasti.
Terlalu banyak janji yang telah diucapkan dalam berbagai narasi, di berbagai tempat dan kondisi. Akan tetapi pasangan yang mengklaim dirinya sebagai Asli ternyata tidak mampu mengaktualisasi ‘ lagee bak bibi ‘ atau semua diingkari setelah kekuasaan di miliki, lalu saat pesta demokrasi kembali berjanji lagi dan begitulah trus akan terjadi. Akankah Duet SAFAR kali ini akan terus berjanji? demi terwujudnya hasrat pribadi dalam kontestasi pilkada mendatang nanti. Namun rakyat di bekas wilayah Pidie ini tidak ada yang bisa dimiliki selain dari janji dan janji. ‘ Sesuap ‘ kesejahteraan pun menjadi sulit dibawah kendali ASLI. Allahu Rabbi..
Bukan lagi rahasia pribadi, sepuluh tahun berlalu rezim ini berulang kali berjanji dengan rakyatnya agar selalu mendapat simpati, namun pada akhirnya rakyat tetap gigit jari. Sebut saja beberapa hal yang pernah mereka janji, diantaranya : Jalan dua Jalur, Penataan Ibukota Pidie Jaya, Pembebasan lahan parkir untuk Masjid Islamic Center At-Taqarrub, Pembangunan Meunasah Gampong Meunasah Balek, Bantuan untuk Masjid Iskandar Muda Kuta Batew, Masih banyak janji palsu yang lain, tidak kami sebutkan dalam narasi ini. Akan tetapi janji ditinggal janji, manis di lisan pahit di hati dimana sampai saat ini janji itu tak pernah terealisasi.
Semoga saja rakyat Pidie Jaya tercerdaskan oleh kenyataan, penderitaan dan ‘ pengkhianatan ‘ sebuah perjanjian. Akankah Pilkada nanti bakal terulang kembali dengan janji manis palsu pemimpin yang suka berbohong. Namun semua itu tergantung pada rakyat yang punya hati nurani untuk kemajuan negeri. Insya Allah kita semua terhindar dari pemimpin dhalim dan suka berdusta. Rakyat Pidie Jaya harus tentukan pilihannya demi perbaikan dan kemajuan Pidie Jaya di masa yang akan datang. Karena Pemimpin yang berkualitas dihasilkan oleh pemilih cerdas.
Oleh : Mulyadi, SE
Tokoh Muda Pidie Jaya