Generasi Milenial Cenderung Jarang Berbahasa Daerah
Penulis | Rizki Maulizar Yusuf Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Lhokseumawe
OPINI - Generasi pemuda jaman sekarang ini sering disebut dengan generasi milenial. Generasi milenial ini adalah generasi yang ditandai dengan keaktifan dalam penggunaan teknologi pada zaman sekarang ini Pada generasi ini, anak muda tidak hanya melakukan interaksi dengan satu daerah, tetapi banyak daerah, bahkan berbeda negara sekalipun. Generasi ini cenderung jarang menggunakan bahasa daerah. Dan banyak sekali yang tidak mengerti akan bahasa daerah yang khususnya seperti bahasa Aceh
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan bahasa. Ada banyak sekali bahasa daerah yang ada di Indonesia. Masing-masing daerah memiliki karakteristik bahasa yang berbeda-beda.
Salah satu bahasa daerah yang ada di Inodenisia adalah bahasa Aceh. Aceh merupakan provinsi yang terdiri dari 23 kabupaten, 13 suku, dan juga memiliki 11 bahasa daerah. Diantaranya adalah Bahasa Aceh, Bahasa Jamee, Bahasa Singkil, Bahasa Gayo, Bahasa Kluet, Bahasa Tamiang, Bahasa Alas, Bahasa Davayan, Bahasa Sigulai, Bahasa Pakpak, dan Bahasa Haloban.
Penggunaan bahasa daerah khususnya wilayah Aceh, jarang diminati karena beberapa orang lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia dan bahkan ketika ada anak lahir ibunya bukan mengajarkan dengan bahasa sendiri yang di utamakan, akan tetapi yang di ajarkan dengan bahasa Indonesia dari pada bahasa Aceh sendiri Penggunaan bahasa Aceh ini perlahan akan hilang apabila kedua orangtua nya yang jarang sekali mengajarkan dan menggunakan bahasa Aceh sendiri kepada anak-anak mereka. Bahkan, didalam lingkungan pun sudah tidak pernah kita dengar lagu dengan menggunakan bahasa daerah. Yaitu Bahasa Aceh
Penggunaan bahasa daerah dianggap tidak modern. Padahal, ada banyak sekali bahasa yang ada di provinsi Aceh yang sangat diharuskan untuk generasi milenial mempelajarinya dan juga melestarikannya bahasa bahasa yang ada di Aceh
Suatu wilayah akan semakin luntur kebudayaannya apabila tidak kuat penjagaannya terhadap ciri khas budaya itu sendiri. Kita tidak bisa menjaga bahasa daerah melalui kesadaran saja, tetapi hal ini perlu diterapkan dalam setiap keluarga dan juga pada lingkungan sekitar. Generasi milenial lebih banyak menyukai dan menggunakan bahasa “gaul” daripada bahasa daerahnya sendiri. Tidak ada lagi kesadaran bahwa bahasa daerah merupakan lambang kebanggaan daerah dan juga karakteristik daerah itu sendiri.
Aceh merupakan suatu wilayah yang kaya dan sangat luar akan budayanya . Bahasa Aceh merupakan hal yang penting yang harus kita utamakan dan harus kita jaga sebaik-baiknya agar tidak punah, tidak hilang begitu saja, yang sudah kita rasakan adalah sejarah yang ada di aceh hampir punah dan hampir hilang, dikarenakan begitu banyak generasi kita sekarang tidak peduli dengan sejarah aceh. Begitu juga dengan Bahasa daerah Aceh akan terancam punah apabila generasi milenial tidak lagi menggunakan bahasa daerah aceh sendiri tersebut. Ungkap Rizki Maulizar Yusuf.
Oleh karena Rizki Maulizar Yusuf mengajak semuanya seluruh masyarakat Aceh tetap menjadi bahasa yang ada di Aceh dan sejarah aceh sendiri agar bahasa Aceh dan sejarah Aceh tidak punah pada generasi milenial, orangtua dituntut untuk memperkenalkan semampu mungkin untuk kita kenalkan bahasa Aceh dan sejarah Aceh kepada anak anaknya ataupun kepada keluarga dan ajarkan bahasa Aceh pada anak-anak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga anak-anak mampu mengetahui dan juga melestarikannya sejak dini. Karena jika bahasa ini sering digunakan, maka generasi milenial akan semakin mahir dalam mengucapkannya dan berinteraksi menggunakan bahasa Aceh. Tetapi apabila bahasa ini jarang digunakan pada generasi milenial, maka mereka akan lupa pada bahasa daerahnya.
Untuk melestarikan bahasa daerah, kita harus berkerjasama dengan pemerintah biar nantik adanya tanggung jawab penting yang harus diembankan oleh pemerintah Aceh. Sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Dasar pasal 32 tentang memajukan bahasa daerah sendiri
Kita sebagai generasi milenial seharusnya bangga dengan bahasa yang kita punya karena bahasa Aceh adalah bahasa yang dituturkan oleh suku Aceh, dan merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Aceh yang didalamnya terkandung pelajaran tentang norma, nilai-nilai, budi pekerti, juga adat istiadat yang ada di Aceh
Penulis saat ini merupakan salah satu mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam
No Hp. : 085270132464
Email. : riskymaulizar6@gmail.com