22 November 2024
Daerah

Bendungan Rukoh Dapat Mengoptimalkan Pemenuhan Air Baku Dan Irigasi

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Penjabat Bupati Pidie, Ir H. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., pada acara peresmian terowongan pengelakan sungai (River Closure) pekerjaan pembangunan Bendungan Rukoh, Kecamatan Titeu, berharap pengerjaan bendungan tersebut berjalan lancar, tepat waktu dan nihil kecelakaan (Zero Accident), hingga selesai seluruh proses pembangunannya. 

Pada sambutannya disampaikan juga, bahwa Bendungan Rukoh merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan konsep Nawacita yang digagas oleh Presiden RI, Ir H. Joko Widodo. Pembangunannya sendiri dimulai pada akhir 2018 dan ditargetkan selesai pada 2023.

"Kita sangat bersyukur dan gembira dengan diresmikannya River Closure pada pekerjaan pembangunan Bendungan Rukoh. Tahap ini menjadi penanda dimulainya pembangunan utama bangunan bendungan, yang merupakan tahap inti dari suatu pembangunan bendungan", sebut H. Wahyudi Adisiswanto.

Pembangunan bendungan multi purpose Rukoh ini memiliki nilai strategis, karena dapat mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan air baku serta kebutuhan air irigasi, baik untuk pertanian maupun perkebunan. 

Juga dalam perkembangan perekonomian masyarakat, seperti bidang pariwisata. Selain itu dapat mendukung pelestarian lingkungan, hutan dan habitatnya, sebut Pj Bupati Pidie. 

Dikatakan juga, manfaat pembangunan Bendungan ini bisa mencegah erosi di bagian hulu dan mengendalikan banjir di bagian hilir, juga sebagai penampung air hujan, yang biasanya terbuang ke laut setiap tahun, untuk pengembangan sumber daya air di daerah sekitar.

Turut hadir pada kegiatan tersebut, unsur Forkopimda Pidie, Kepala Balai  Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, Heru Setiawan, S.T., M.Eng., bersama Satker dan PPK, dari rekanan, PT Nidya Karya, PT Waskita Karya, PT Adhi Karya dan PT Andesmont Sakti, dan dari unsur konsultan supervisor.

Para pejabat Pemkab Pidie, Kabag Prokopim Setdakab Pidie, unsur Forkopincam Titeu dan Keumala, tokoh masyarakat Aceh, Zakaria A Saman (Apa Karya) serta Fadhlullah TM Daud, S.T. (mantan Wabub Pidie).

Diketahui, data dari situs Kementerian PUPR, bahwa pembangunan Bendungan Rukoh merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi sawah hampir 12.000 hektar (Ha).

Bendungan Rukoh merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh.

Pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Di samping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.

Bendungan Rukoh berada di aliran Sungai Krueng Rukoh, disuplai dari bendung pengarah dari Sungai Krueng Inong ini memiliki luas area genangan mencapai 716,10 hektar dan disiapkan untuk menampung air hingga 128,66 juta meter kubik.

Bendungan ini akan mengairi lahan persawahan Daerah Irigasi Baro Raya seluas 11.950 Ha, khususnya di Kecamatan Keumala dan Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie.

Selain sebagai sumber irigasi, bendungan tipe zonal dengan inti tanah kedap air tersebut, diharapkan dapat memiliki manfaat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 m3/detik bagi 22.848 jiwa di wilayah Kecamatan Titeu dan kecamatan lainnya di Kabupaten Pidie.

Kehadiran Bendungan Rukoh juga berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 1,22 MW, serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie untuk periode ulang 50 tahunan, dan sebagai Destinasi Wisata. (AS)