14 September 2025
Kisah

Kisah AG & SA, Ketika Cinta Menembus Dinding Besi

Foto : Dok. Kompas.com | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDDi balik dinding besi dan pintu terkunci, cinta tetap menemukan jalannya sendiri. Rabu siang, 10 September 2025, Masjid Babuttaqwa Polres Aceh Timur menjadi saksi sebuah pernikahan yang tak biasa. AG (29), seorang tahanan kasus narkotika, mempersunting SA (26), perempuan yang setia menunggu kepastian di tengah segala keterbatasan.

Prosesi itu sederhana, tanpa gemerlap pesta, hanya saksi keluarga dan aparat yang hadir. Kepala KUA Kecamatan Peudawa, Mukhsin, memimpin akad nikah dengan khidmat. Mahar Rp200.000 menjadi tanda sahnya sebuah ikatan, ketika AG melafalkan ijab kabul dengan suara lantang yang sesekali bergetar menahan haru.

Begitu ucapan sakral itu terucap, suasana mendadak hening. AG tak mampu lagi membendung air mata. Ia memeluk erat ibunya, ayahnya, serta saudara-saudaranya. Dalam pelukan singkat itu, terkandung rindu yang terbalas, kasih sayang yang tak pernah pudar meski terpisah jeruji. Bagi keluarganya, momen ini adalah pengobat lara, secercah bahagia di tengah getirnya kehidupan.

Namun, kebahagiaan itu hanya sekejap. Usai prosesi, AG kembali digiring ke ruang tahanan, meninggalkan SA yang baru saja sah menjadi istrinya. SA menunduk, namun senyumnya tetap sumringah, sebuah senyum yang seolah ingin meyakinkan semua orang bahwa cintanya sanggup bertahan menghadapi segala keterbatasan.

Kapolres Aceh Timur, AKBP Irwan Kurniadi, menyatakan bahwa pernikahan ini digelar atas permintaan keluarga dan difasilitasi sebagai bentuk penghormatan terhadap hak dasar tahanan. “Atas dasar kemanusiaan, kami memberikan kesempatan ini. Meski berstatus tahanan, hak untuk menikah tetap harus dipenuhi,” ujarnya, dilansir Kompas.com, edisi (11/9)

Bagi AG dan SA, ijab kabul itu adalah peneguhan cinta yang tak mengenal ruang dan waktu. Tak ada pelaminan indah, tak ada pesta megah, hanya doa tulus yang dipanjatkan di bawah cahaya lampu masjid sederhana. Dari balik jeruji Polres Aceh Timur, keduanya berikrar untuk berjalan bersama, apa pun rintangannya. Kisah mereka mengajarkan bahwa cinta, pada akhirnya, tak pernah bisa dipenjara. Ia selalu menemukan celah untuk bersemi, meski dalam ruang yang sempit sekalipun. (**)