21 November 2024
News

Uji Kompetensi Menjaga Etika

“Kalau kita patuhi etika, tidak ada persoalan pers,” kata Arief Zulkifli, Wakil Ketua Dewan Pers. Menurut Arief, 95% pengaduan yang masuk ke Dewan Pers, terkait masalah etika. “Usia kebebasan pers di Indonesia belum panjang,” katanya menambahkan. 

Pernyataan Arief, disampaikan saat membuka Uji Kompetensi Jurnalis Televisi (UKJTV), yang diselenggarakan Ikatan Jurnallis Televisi Indonesia (IJTI) di Hotel Kyriad Muraya Aceh, Banda Aceh, Kamis (10/6) Pagi. Menurut Arief, uji kompetensi menjadi penting bagi jurnalis televisi, di tengah banyak bermunculan media saat ini. Uji kompetensi mengukur kesadaran, pengetahuan dan keterampilan jurnalis televisi. “Uji kompetensi mengukur pada titik apa kita berada,” katanya. 

Sementara itu Ketua Dewan Pertimbangan IJTI, Imam Wahyudi, dalam sambutannya mengatakan uji kompetensi untuk membedakan jurnalis yang profesional dengan jurnalis abal-abal. Menurutnya tidak sedikit jurnalis yang memanfaatkan profesi untuk kepentingan pribadi. “Uji kompetensi ini bagian dari upaya menjaga profesi jurnalis,” katanya. 

Uji Kompetensi Jurnalis Televisi berlangsung selama dua hari. Sertifikasi bagi jurnalis televisi itu diikuti jurnalis televisi dari berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Mereka dibagi dalam sembilan kelompok, tiap kelompok terdiri dari enam orang. Untuk diakui sebagai jurnalis televisi yang kompeten, peserta harus menyelesaikan sejumlah tugas yang diberikan asesor atau penguji. “Selain tugas tertulis, peserta juga akan menjalani interview dan praktek lapangan,” kata Rachmat Hidayat, Kepala Lembaga UKJTV IJTI. 

UKJTV yang berlangsung di Banda Aceh merupakan kegiatan ke lima yang diadakan IJTI. Sebelumnya kegiatan yang sama juga berlangsung di provinsi Banten, Jambi, Jawa timur dan Sulawesi selatan. (rch)