Tower Bersama Grup Ingkar Janji, Warga Hanya Panen Radiasi
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Warga Kelurahan Cinta Damai, Jalan Bahagia, Lingkungan V, Kecamatan Medan Helvetia, merasa ditipu oleh pihak Tower Bersama Grup (TBG). Sejak awal pembangunan tower pada tahun 2013 lalu, pihak TBG disebut meyakinkan masyarakat bahwa yang dibangun bukan menara telekomunikasi, melainkan sekadar menara lampu.
Ketika awak media mencoba meminta konfirmasi pada 20 Agustus 2025 ke kantor TBG Medan, pihak keamanan menyebut pejabat yang berwenang sedang berada di luar kantor. Namun hingga 27 Agustus 2025, belum ada tanggapan resmi dari TBG. Upaya konfirmasi kembali dilakukan pada 27 Agustus 2025. Salah satu pegawai TBG, Herzon, membenarkan bahwa memang ada surat perjanjian dengan warga terkait pembangunan tower tersebut.
Surat perjanjian yang ditandatangani pada 12 Mei 2020 oleh perwakilan TBG—Pricili Patrieia dan Willy Samosir—serta perwakilan warga, antara lain Belman Pasaribu, Agustoa Hutabeh, M. Sipayung, Tiurlan Nainggolan, Martha M. Rajagukguk, dan Sofar Panjaitan, juga disaksikan Kepling Lingkungan V. Dalam kesepakatan tersebut, TBG berjanji akan membongkar tower setelah masa kontrak 11 tahun berakhir, yaitu pada tahun 2024.
Namun hingga kini, memasuki tahun ke-12 (2025), tower tetap berdiri. Bahkan kontrak disebut-sebut diperpanjang sepihak oleh TBG bersama pemilik tanah, James Damanik, untuk lima tahun ke depan tanpa sepengetahuan warga. Lurah Cinta Damai membenarkan bahwa kontrak tersebut memang diperpanjang tanpa melibatkan masyarakat.
Warga merasa kecewa dan marah karena selain dibohongi, mereka hanya menanggung dampak negatif berupa radiasi dari tower. Sejumlah penelitian ilmiah menyebutkan bahwa keberadaan tower di dekat pemukiman berpotensi menimbulkan risiko kesehatan seperti gangguan tidur, tekanan darah tinggi, hingga meningkatkan risiko leukemia pada anak-anak. Selain itu, warga juga mengeluhkan dampak non-fisik seperti turunnya nilai properti, kebisingan, dan meningkatnya rasa cemas.
“Sampai sekarang kami hanya dapat radiasinya saja. Yang untung pihak TBG dan pemilik lahan, sementara warga jadi korban,” keluh salah satu warga dengan wajah kecewa.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Tower Bersama Grup maupun pemilik lahan belum memberikan penjelasan resmi terkait masalah tersebut. (Team)