14 September 2025
Opini

Teruslah Jadi Misteri, Bahkan untuk Bayanganmu Sendiri

Oleh: Fakhrurrazi, Penghuni Simpang Layang

OPINI - Di era kebisingan digital, di mana semua hal ditayangkan, dibagikan, dan dikomentari, menjadi misteri adalah kemewahan yang tak semua orang berani pilih. Saat banyak orang sibuk menciptakan citra, justru ada yang memilih jalan sunyi: bekerja dalam diam, menanam kebaikan tanpa label, dan menahan luka tanpa keluhan.

Ucapan RG dalam sebuah talk show, “Ujian datang dari orang lain, tetapi penilaian harus datang dari diri sendiri.” Hidup sering kali mengajarkan kita melalui benturan dari luar, tetapi makna sejatinya hanya bisa dipetik melalui introspeksi. Mereka yang memahami ini akan menyadari bahwa setiap luka bukan untuk disesali, melainkan untuk mengukur sejauh mana kesadaran kita telah tumbuh.
Dan memang, tidak semua orang perlu tahu apa yang telah kita lakukan untuk membuat sesuatu berjalan, untuk menjaga agar seseorang tetap kuat, atau agar sesuatu tetap utuh. Ada pengorbanan yang tidak tercatat. Ada perjuangan yang tak bernama. Ada jasa yang sengaja dilupakan.

Maka tak heran, jika keberadaanmu menjadi misteri. Orang-orang menilai sesuka hati, mereka menebak jalan yang tidak mereka lewati. Biarkan. Sebab dalam sunyi itulah, engkau sedang menanam. Dalam senyap itu, engkau sedang tumbuh. Bahkan jika bayanganmu sendiri tidak tahu apa yang sudah engkau hadapi, biarkan itu menjadi catatan rahasia antara engkau dan Tuhan.

Di Simpang Layang, tempat kendaraan lalu lalang tanpa pernah saling mengenal arah tujuan masing-masing, aku belajar satu hal: tak perlu semua orang tahu ke mana kakimu melangkah, cukup pastikan langkahmu lurus, tulus, dan penuh kesadaran.

Karena pada akhirnya, bukan tentang seberapa banyak yang tahu, tetapi tentang seberapa jujur kita pada diri sendiri.