LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - RSU Cut Mutia memberikan klarifikasi terkait dugaan penggunaan anggaran BLUD sebesar 59,9 miliar. Dr. Harry Laksamana, Humas RSU Cut Mutia, menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar. Menurutnya, penggunaan anggaran tersebut telah sesuai dengan regulasi dan aturan yang berlaku.

Menurut Dr. Harry, anggaran sebesar 59,9 miliar tersebut terbagi menjadi dua pos. Pertama, sebesar 2,5 miliar digunakan untuk sisa belanja anggaran jasa pelayanan rumah sakit dan praktek klinik mahasiswa tahun 2023 yang belum terbayarkan. Sementara sisanya, sebesar 57,4 miliar, merupakan anggaran untuk belanja jasa pelayanan rumah sakit dan praktek klinik mahasiswa tahun 2024.

RSU Cut Mutia merupakan salah satu RSUD di Aceh Utara yang melaksanakan kegiatan praktek klinik bagi mahasiswa. Anggaran sebesar itu digunakan untuk membayar jasa pengelola keuangan, jasa pelayanan, instruktur, dan pendampingan mahasiswa dari berbagai universitas di Aceh.

Dr. Harry menambahkan bahwa seluruh anggaran yang digunakan telah sesuai dengan ketentuan dan tidak ada penyelewengan. Setiap tahun, anggaran RSU Cut Mutia selalu diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat, namun tidak ditemukan adanya penyelewengan anggaran.

Terkait jumlah mahasiswa yang sedang melakukan praktek di RSU Cut Mutia saat ini, Dr. Harry menyatakan bahwa ia tidak mengetahui jumlahnya secara detail. Namun, setiap dokter pengajar wajib mendampingi 5 orang mahasiswa kedokteran, sementara satu bidan atau perawat wajib mendampingi 7 orang mahasiswa.

Dr. Harry juga menekankan bahwa dokter, bidan, dan perawat yang menjadi pendamping atau instruktur praktek mahasiswa di RSU Cut Mutia adalah tenaga ahli yang telah terverifikasi dan memiliki sertifikat khusus. Mereka telah mengikuti pelatihan kesehatan sebagai instruktur atau pemateri. (Raja)