28 Maret 2024
Kisah

Tak Ada Yang Berubah, Dulu Tukang Masak Gerilyawan GAM Kini Juru Masak di Pesta Perkawinan

Foto : Abu Jamal, Sedang Memasak Dirumah Warga Yang Menggelar Pesta Perkawinan | LIPUTAN GAMPONG NEWS

Dulu Pegang Bazoka Kini Pegang Kayu Bakar

Liputangampongnews.id - Kuta Blang adalah sebuah kota kecil di pinggiran sungai Peusangan. Jika pernah melintasi jalur nasional Bireuen - Lhokseumawe dan sebaliknya, sekitar 4 tahun silam kita akan teringat dengan jembatan rangka baja Krueng Tingkeum yang dibongkar. Sehingga  arus lalulintas dialihkan ke jalan alternatif atau menaiki rakit.

Dibalik cerita yang menjadi pertualangan tersendiri bagi warga yang melintas jalur tersebut, ada kisah pilu yang terjadi lebih dari 17 tahun silam, kisah tentang gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tersimpan rapi di dalamnya.

Jamaluddin Alamsyah warga Gampong Geulanggang Panah, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, merupakan salah seorang mantan Gerakan ATJEH Merdeka (TNA) Sagoe Kota Meuse D3 Wilayah Batee Iliek yang terlupakan oleh Petinggi GAM (KPA) yang berkuasa saat ini.

Pagi Kamis, 06 Januari 2022, Jamaluddin yang akrab disapa Tgk Abu Jamal saat dijumpai awak media liputangampongnews.id menyapa dengan akrab. "Pue haba syeidara, Pat siboek laweet nyoe, pat buet? (Apa kabar sahabat, dimana kesibukan selama ini, kerja dimana sekarang)," tanyakan Abu Jamal secara bertubi dengan bahasa Aceh nya yang kental sambil melakukan salam perjuangan yang khas.

Abu Jamal dan penulis adalah sama-sama mantan Kombatan yang terlupakan namun berbeda wilayah di masa perjuangan dulu. Kepada penulis, Abu Jamal menceritakan keadaannya  saat ini, sekarang dia sudah menjadi juru masak setiap ada kenduri, pesta perkawinan dan acara lainnya yang diadakan warga yang ada di Gampong Geulanggang Panah dan sekitarnya.

Dulu masa perjuangan selain memegang senjata berat mesin Bozoka dirinya juga menjadi juru masak untuk petinggi GAM sebelum RI dan GAM menandatangani MoU perdamaian (konflik Aceh)." akui Abu Jama

"Awai Basoka bak jaroe, jinoe teupaksa payah mat uram trieng dan kayee keu apue manguen (Dulu saya pegang Basoka, namun sekarang terpaksa memegang bambu dan kayu untuk memasak di dapur kenduri) di rumah warga," katanya dengan kalimat keluar spontan seraya mengakui setiap ada hajatan dan pesta perkawinan, apa bila warga meminta tolong memasak untuk para tamu undangan.

Melalui media ini, Abu Jama berpesan untuk para kombatan GAM, tidak ada kata penyesalan untuk berjuang demi Rakyat Aceh dan Bangsa Aceh, mungkin kata dan kalimat yang saya katakan sudah sepakat dengan kombatan yang lain termasuk penulis. Namun yang kami sesalkan atas sikap para petinggi kombatan GAM, hanya memandang kami selaku Kombatan dengan sebelah mata.

"Kapan dua mata para petinggi GAM melihat dan merangkul kami, jangan saat ada Pilkada dan Pemilu saja baru dirangkul demi kepentingan petinggi kombatan GAM." cerutu Abu Jamal

Abu Jamal menjelaskan kalau begini terus, petinggi mantan Gam (KPA) tidak merubah sikap dari semenjak perdamaian sudah 17 tahun lebih Gerakan Aceh Merdeka damai dengan Pemerintah Indonesia. Kita kuatirkan para Kombatan yang masih terlupakan tidak akan percaya lagi dengan petinggi dan juru runding di Helsynki Finlandia, apa lagi butir butir MOU belum jelas." paparnya

Yang jelas kami lihat sekarang ini semenjak perdamaian antara RI dan GAM, hanya sebagian kombatan petinggi berkenpingan yang menikmati hasilnya dengan adanya mobil mewah dan rumah mewah. Bagaimana dengan nasib kami yang juga sama-sama mempertaruhkan nyama masa konflik," pertanyakan Abu Jamal dengan nada kecewa.

"Dulu jadi juru masak petinggi GAM di masa konflik, sampai Sekarang juga masih menjadi juru masak warga. Kapan saya dan rekan-rekan seperjuangan lainnya bisa menikmati dan merasakan indahnya hasil perdamaian perjuangan kita semasa konflik Aceh dulu. Semoga jeritan saya selaku kombatan bisa tersentuh hati petinggi KPA.

jadikanlah hasil perdamaian dari perjuangan kita semua untuk kepentingan Rakyat Aceh, bukan segelintir kepetingan pejabat yang membawa keringat dan darah syuhada di masa sekarang ini." ujar Abu Jamal mengakhiri.

Penulis: Adi Saleum