Potret Kehidupan Juru Parkir di Kota Juang.
Foto : Azhar Abdullah (57), Juru Parkir sedang menunggu kendaraan yang parkir di areanya | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Terus, terus!" suara teriakan seorang pria yang usianya sudah memasuki masa senja terkadang terdengar saat mengatur mobil akan keluar dari parkiran yang ada di sekitaran pertokoan di jalan Rel Kereta Api Kota Juang.
Cahaya fajar mulai menyinari indahnya langit di Kota Juang, Kamis (17/11/2022) Azhar Abdullah (57) warga Desa Geudong Geudong Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen sudah mulai berdiri mengatur kendaraan yang parkir dengan rapi.
Selalu penuh semangat, Azhar tak kalah dengan mereka yang masih muda. Setiap pagi ia berangkat mengais rupiah “di jalanan” menjadi seorang juru parkir (jukir) di sekitaran toko di jalan Rel kereta api Kota Juang.
Layaknya jukir, ia harus menata motor-motor dan mobil yang parkir di tempat pengawasannya. Motor yang kurang rapi ditatanya. Ia pun harus bersiaga untuk memastikan semua kendaraan tersebut terjaga.Kepada awak media ini Azhar mengakui kesehariannya sebagai jurkir mendapatkan penghasilan sekitar Rp.50.000, itu pun kalau kendaraan banyak yang parkir.
Karena setiap juru parkir ada batas-batasnya masing-masing.
"Hasil yang saya dapatkan tak banyak. Syukur Alhamdulillah sehari dapat pemberian orang Rp 25 ribu. Kalaupun lebih rezeki, paling banyak Rp 50 ribu per hari." ucapnya
Terkadang ada pengalaman menyenangkan juga pernah dirasakan menjadi juru parkir. “Senangnya kalau jasa kami sebagai jukir dibalas terima kasih atau senyuman,” ulasnya.
Dengan raut wajah Azhar dalam kondisi iba saat bercerita, ia mengatakan yang mana dengan kondisi sekarang ini, dengan penghasilan yang tidak seberapa itu dirinya harus mencukupi.kebutuhan keluarganya.
Dengan peluhan keringat dan mata yang berkaca kaca, Azhar berusaha untuk tegar dan bersyukur, walaupun terkadang apa yang didapatkannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya," katanya
Demi kelangsungan hidup keluarganya, dia menjalani pekerjaan sebagai juru parkir. Semestinya di usianya ini dia bersantai-santai di rumah menikmati masa tuanya.Namun pada siapa bisa mengharap, anak-anaknya pun sudah berkeluarga masing-masing.
"Tidak mungkin berharap dan menyusahkan mereka, terkadang dalam memenuhi kebutuhan keluarganya pun mungkin mereka juga sulit." ketusnya
Azhar juga berharap kepada Pemkab Bireuen, sudi kiranya peduli kepada nasib kami-kami juru parkir. Terkadang ada juga bantuan dari Dinas Perhubungan memberikan Syrup," pungkasnya. (Adi Saleum)