Pesan Ideologis Kanda Shikka Songge dan Manifestasi Arah Juang Kader HMI
Oleh : Arwan Syahputra
Kader HMI cabang Lhokseumawe-Aceh Utara (Peserta Intermediate training HMI cabang Jambi 2022)
OPINI-Perwujudan keikhlasan yang insani itu tak bisa didapatkan tanpa kebebasan memilih, dan kemerdekaan bertindak. Oleh karenanya, kader Himpunan Mahasiswa Islam ditanah air merekat padanya esensi kemerdekaan itu sendiri. Kemerdekaan yang berarti ikhtiar tanpa paksaan, namun juga memahami batasan tertentu menjadi suatu kepastian hukum.
Demikian juga sang NDPers, kanda MHR Shikka Songge selalu 'mencambuk' adindanya para kader HMI, agar melakukan manifestasi (perwujudan) arah juang kader HMI. Pengaruh pesan-pesannya dalam materi training, menjadikan kader HMI punya 'legal standing' menjadi penggugat untuk menggugat dirinya menjadi pribadi merdeka dan mengikhtiarkan perwujudan tatanan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah, sebagaimana tujuan HMI.
Dalam keberlangsungan kegiatan intermediate training tingkat nasional HMI cabang Jambi 2022, suasana kebatinan begitu berbeda saat dihadiri oleh instruktur Nasional NDP HMI, yakni kanda MHR.Shikka Songge pada kamis malam (17/02/2022), namanya tak asing bagi telinga kader, wajahnya juga begitu merekat bagi penghilatan kader HMI di tanah air.
Kanda MHR Shikka Songge, sang NDPers Nasional menginginkan perwujudan HMI yang religius yang kembali kekhittahnya, memahami fungsi kehambaaan, dan fungsi manusia secara mahkluk individu dan sosial. Itulah interpretasi, dengan menyadur kembali dari penjelasan salah satu tokoh teladan HMI kini, yakni kanda MHR Shikka Songge. Dengan gaya sederhana, namun khazanah keilmuan keIndonesiaan dan keIslaman nya menjadi cambuk bagi para dinda yang masih aktif di himpunan.
Salah satu penjelasannya tentang NDP, bahwa NDP sebagai ilmu, juga sebagai kerangka berfikir kader, serta sebagai ideologi kader HMI. Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam NDP, baik secara teks maupun konteks, sebanyak 7 bab , dimulai dari dasar-dasar kepercayaan sampai ilmu pengetahuan juga meliputi aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi, sehingga suatu pembuktian yang sah bahwa benar NDP sebagai ideologi sang kader HMI.
Ada pesan yang substansial yang saya anggap ini bagian dari pesan ideologis dalam penyampaian Kanda MHR Shikka Songge yang jadi kutipan penting bagi peserta dan seluruh kader HMI, bahwa 'Tokoh itu lahir dengan gerakan, tidak ada tokoh yang lahir tanpa gerakan kecuali dipaksakan'.
Ada dua frasa penting yang begitu seksi untuk di interpretasikan yakni Gerakan Dan Paksakan.
Gerakan itu tak lain adalah bagian dari kerja tindakan, dan tindakan bagian dari ikhtiari. Dan tak mungkin gerakan menuju ketokohan itu dilakukan tanpa sebuah pernyataan atas keikhlasan itu sendiri.
Bekerja secara ikhlas hanya tercipta apabila tidak ada paksaan, akan tetapi didorong oleh kemauan yang murni, bebas memilih, sehingga pekerjaan itu dilakukan dengan sejalan dengan hati nurani. (Dr Azhari Akmal Tarigan, Islam Madzhab HMI, Hal 127). Jadi penjelasan ini, telah memberikan penekanan bahwa gerakan kader itu harus dilalui melalui kehendak dan kemauan yang murni. Paksaan itu adalah perbudakan, dan membelenggu hakikat kemanusiaan.
Jika bicara ke-HMI-an, seharusnya tiap diri kader HMI adalah tokoh, namun itu hanya cita (keinginan), selebihnya kembali pada tindakan. Begitu juga dalam tujuan HMI disebut kata 'terbina' bukan 'membina', sehingga HMI membuka ruang seluas-luasnya bagi kadernya untuk bergerak dengan aspek kesadaran, bukan paksaan. Dan HMI telah lama memberikan panduan bagaimana kadernya mewujudkan kualitas insan, tapi tak menjamin dan memberikan garansi apapun. Karena tindakan dan ikhtiari itu adalah fakta azasi pribadi manusia, mau bergerak atau tidak, mau jadi tokoh atau tidak. Namun Sebuah konsekuensi logis, bahwa yang bergerak takkan lapar, yang berjuang takkan terkapar.
Saat gerakan kader ini dilalui dengan konsep dasar kesadaran yang murni, kesadaran dan penyadaran ini menghantarkan kader HMI menuju manusia dengan 5 kualitas insan citanya, menjadi tokoh yang komit terhadap Keislaman dan keindonesiaan.
Sebenarnya, bicara Gerakan dan arah juang kader bukan hal baru lagi, namun kanda MHR Shikka Songge lagi dan lagi 'mengajak'
kader HMI untuk kembali pada khittah, dan melakukan perwujudan atas tujuan HMI itu sendiri.
Mendengar penjelasan instruktur nasional NDP HMI satu itu menjadi modal bagi kader HMI, tak hanya sebagai himpunan mahasiswa Islam, tapi menghadirkan kader seperti kata Alm Jenderal Sudirman, bahwa HMI adalah harapan masyarakat Indonesia.
Dengan itu, beruntunglah kader HMI yang bergerak dengan kesadaran yang murni, bergerak dengan kemerdekaan dan dilakukan sejak 'hati'.