Pengajian Akbar Harus Netral, Tidak untuk Kepentingan Politik
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Ketua Pengajian Akbar se-Kecamatan Tanjung Morawa, Umi Nuriah, S.Ag, menegaskan bahwa pengajian akbar yang rutin dilaksanakan setiap dua bulan tidak pernah melibatkan pasangan calon (paslon) dalam pelaksanaannya. Pengajian ini bertujuan murni untuk mempererat silaturahmi umat, tanpa ada muatan politik.
“Sejak berdiri, pengajian ini tidak pernah mengundang calon kepala daerah. Pengajian di Desa Dagang Kerawan kemarin adalah keputusan sepihak Kepala Desa tanpa koordinasi dengan kami, panitia pengajian. Kami sangat menyayangkan hal ini,” ujar Umi Nuriah sambil menunjukkan surat undangan dari Kepala Desa Dagang Kerawan.
Kehadiran rombongan istri paslon nomor 2, dr. Jelita Br Siregar dan Asniar, sempat memicu kegaduhan. Peserta pengajian mempertanyakan siapa yang mengundang mereka, mengingat pengajian ini memiliki keanggotaan tetap. “Kalau mau bergabung, seharusnya mendaftar sebagai anggota, bukan asal datang seperti ini,” ujar salah satu peserta pengajian.
Rombongan tersebut diduga sengaja memanfaatkan momen pengajian untuk kepentingan kampanye dengan mengacungkan salam dua jari dan berfoto bersama, seolah mendapat dukungan dari peserta pengajian.
“Kami sangat kecewa. Acara sakral ini jadi ternoda oleh tindakan mereka. Kepala Desa harus bertanggung jawab karena telah mengundang tanpa sepengetahuan panitia,” tegas Umi Nuriah.
Umi juga menjelaskan bahwa kehadiran Bu Pepen, istri paslon nomor 3 Yusuf Siregar, berbeda. Sebagai penasehat pengajian dan salah satu penggagas kegiatan ini, kehadirannya tidak menimbulkan persoalan. “Bu Pepen adalah bagian dari kami, karena beliau salah satu pendiri pengajian ini sejak menjabat sebagai Ketua PKK Kecamatan Tanjung Morawa,” pungkasnya.
Panitia berharap ke depan, pengajian akbar tetap berjalan khidmat dan netral, tanpa ada unsur politik. (DE)