BANJIR PIDIE JAYA
Mantan TAPM P3MD Pidie Jaya Salurkan Bantuan untuk Ibu-Ibu Pengungsi dan TPP Meurah Dua
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID -Mantan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) P3MD Pidie Jaya, Al Fadhir, yang kini bertugas di Kabupaten Bener Meriah turut menyalurkan bantuan kebutuhan dasar bagi para ibu yang mengungsi dari Desa Dayah Husen serta kepada TPP Kecamatan Meurah Dua yang ikut menjadi korban banjir bandang.
Sejak hari keenam pascabanjir, Al Fadhir bersama putranya yang masih duduk di kelas 3 SMA Dayah Ummul Ayman III Pidie Jaya, ikut bergerak secara swadaya ke Banda Aceh untuk menggalang donasi. Memasuki hari kedelapan, bantuan tersebut langsung disalurkan ke pengungsi dan sejumlah posko di Desa Meunasah Bie dan Meunasah Raya.
“Alhamdulillah setelah kita hubungi kawan-kawan secara pribadi dan lewat grup WhatsApp, banyak yang membantu. Tahap awal, masyarakat menyumbang pakaian layak pakai, bahkan ada yang memberikan pakaian baru. Ada juga yang memberikan sembako meski tidak banyak, namun sangat berarti bagi korban,” ujarnya. Ia menambahkan, khusus pakaian dalam perempuan yang didistribusikan merupakan barang baru, hasil donasi ibu-ibu di Banda Aceh.
Hingga kini, Al Fadhir telah tiga kali pulang-pergi Banda Aceh–Pidie Jaya untuk menjemput donasi dan menyalurkan bantuan. “Hari ini kami sudah sampai ke Desa Meunasah Baroh, Kecamatan Peudada, Bireuen, untuk menyalurkan bantuan lintas kabupaten,” sebutnya. Meski turut menjadi korban banjir, ia tetap bergerak sebagai relawan lepas. “Ini tanggung jawab sesama manusia, terutama sesama masyarakat Pidie Jaya. Juga panggilan jiwa relawan sejak Aceh dilanda gempa dan tsunami 2004.”
Selain menggalang donasi pribadi, ia juga memfasilitasi penyaluran bantuan dari komunitas dan lembaga lain. Di antaranya sumbangan dari masyarakat Aceh di Denmark, bantuan yang difasilitasi melalui Komnas HAM, serta logistik dari Posko Pilar-Pilar Sosial Aceh melalui Ketua Karang Taruna Aceh, Ismet Tanjong. Semua bantuan tersebut dibelanjakan sesuai kebutuhan dan disalurkan ke Desa Geunteng, Meunasah Bie, Meunasah Raya, serta titik-titik pengungsian lain.
“Selama kita mau bergerak dan tidak berpangku tangan, selalu ada yang bersedia membantu dan mempercayakan penyaluran bantuan kepada kita,” terangnya. Ia menutup dengan pesan: “Sekecil apa pun yang kita berikan, sangat berarti bagi para korban, terutama dalam masa darurat. Tetaplah berbuat baik dan peduli sesama, dalam kondisi apa pun.” (**)






