19 September 2024
Daerah

Hardikda ke-64 di SMAN 1 Meureudu

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - “Bagaimana Zaki? Sudah beli?” tanya Pak Edi sama ketua kelas.

“Belum, Pak. Saya tidak tahu di mana belinya?” jawab Zaki, ketua kelas.

“Di Simpang Pante Beureune ada. Di Piyatui juga ada.”

“O . . .”

“Tolong dibeli ya. Nanti izin keluar dari sekolah, biar Bapak yang minta sama piket.”

“Baik, Pak.”

Pak Edi, guru yang berdialog dengan siswa, meninggalkan kelas XI MIPA 3 SMAN 1 Meureudu. Semarak Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) ke-64 masih terlihat dari wajah para guru dan siswa, Sabtu (2/9/23). Para ibu kompak mengenakan atasan kuning dan selempang bermotif karawang gayo. Sementara bapak-bapak mengenakan setelan hitam dengan motif pinto aceh di bagian perut. Upacara bendera sukses dilaksanakan para siswa yang terpilih sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten tahun 2023. Setelah berfoto-foto usai upacara, tiba-tiba mikrofon berbunyi:

“Bapak Ibu mohon masuk ke ruang guru sebentar. Kita ada rapat.” Kepala sekolah mengumumkan kegiatan tersebut via mikrofon.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada para guru. Berkat kerjasama yang baik, kita telah melaksanakan AKM. Mudah-mudahan rapor sekolah kita lebih baik. Kita patut berbangga juga karena tahun ini, juga sama seperti tahun sebelumnya, SMAN 1 Meureudu mendapatkan kouta terbanyak untuk anggota Paskibraka kabupaten Pidie Jaya. Kita pun patut berbangga, ada satu siswa kita yang mendapatkan undangan acara pramuka tingkat nasional. Raimuna Nasional,” Ujar Husna, S.Pd., M.Pd., Kepala SMAN 1 Meureudu di hadapan para guru.

“Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Dinas Pendidikan Aceh memprogramkan penanaman sejuta pohon pada peringatan Hardikda kali ini, Bapak-Ibu. Sebab, sesungguhnya pendidikan yang berkualitas harus ditopang oleh kenyamanan. Dan salah satu kenyamanan yang kita rasa bersama masih kurang di SMAN 1 Meureudu adalah penghijauan,” papar perempuan kelahiran Geunteng, Meurah Dua, di hadapan para guru dan tendik sekolah.

Hasil rapat diputuskan titik penanaman. Ada beberapa tempat yang masih menjadi perdebatan mengenai titik penanaman dan jenis pohon yang ditanam. Tetapi Dinas Pendidikan mengagendakan penanaman pohon berbuah.

“Ayolah Bapak Ibu mangajak siswa kita untuk menanam pohon. Mereka harus menyadari pentingnya lingkungan yang asri dan menyenangkan. Siswa yang pandai, siswa yang tidak hanya fokus pada nilai akademik semata, tetapi juga siswa yang mengenal alam sekitarnya dengan baik.”

Di sebuah kelas, Pak Edi mengajak siswanya untuk menanam pohon sirsak yang baru saja dibeli. Tidak hanya Pak Edi dan siswanya, wali kelas dan guru-guru lainnya juga turut menanam pohon berbuah dibantu para siswa di tiap penjuru sekolah yang masih ‘belum hijau’.

“Tolong fotokan,” kata para bapak pada siswanya. Juga para ibu pas tiap pohon ditanam. Foto sebagai dokumentasi untuk dikirimkan ke Dinas Pendidikan sebagai bukti program pendidikan terlaksana di semua sekolah di Aceh.

“Alhamdulillah. Mudah-mudahan bersemi indah dalam hatimu, Luna.” Tulis Pak Edi di grup sekolah di bawah foto bersama para siswa yang menanam pohon sirsak yang dalam Bahasa Aceh disebut ‘luna’.

Bendahara sekolah juga mengirimkan foto dan video penanaman pohon di depan musala sekolah, tapi tanpa keterangan. Dan tak lama kemudian bel pulang sekolah pun berbunyi. 

“Selamat memperingati Hari Pendidikan Daerah, Sayang,” WA Pak Edi kepada istrinya yang juga seorang guru. (ED)