15 September 2024
Kisah

Gubuk Reot di Pidie Jaya, Potret Kehidupan Keluarga Armia

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDDi sudut Kabupaten Pidie Jaya, terdapat sebuah rumah yang menjadi saksi bisu kesedihan keluarga Armia. Rumah itu terletak di Gampong Keurisi Meunasah Lueng, Kecamatan Jangka Buya. Keadaannya sungguh sangat memprihatinkan, dinding-dinding reyot, atap yang berlubang, dan lantai yang basah. Tempat ini lebih mirip gubuk tak layak huni ketimbang sebuah rumah yang bisa memberi rasa aman dan nyaman. 

Di sinilah Armia, bersama istrinya dan tiga anak mereka, berjuang menjalani hari demi hari. "Kami harus bertahan di rumah yang bocor dan tidak nyaman. Tidak ada rasa aman untuk istri dan anak-anak saya saat hujan atau panas," ujar Armia, dengan mata sembab menahan tangis.

Armia hanyalah seorang petani kecil dengan penghasilan yang tak menentu, hasil panen pun tak seberapa. "Dengan pendapatan yang tidak menentu, sulit sekali bagi kami untuk memperbaiki gubuk ini," ungkap Armia dengan suara bergetar. Ketidakmampuan ekonomi membuat mereka harus terus tinggal di tempat yang tak layak disebut rumah.

Kondisi ini mendesak perhatian serius dari pemerintah. Sudah saatnya janji-janji yang sering kali dilontarkan menjadi tindakan nyata. Armia dan keluarganya, serta banyak keluarga lainnya yang senasib, membutuhkan lebih dari sekadar kata-kata; mereka membutuhkan tempat tinggal yang layak, tempat di mana anak-anak mereka bisa tumbuh dengan aman dan bahagia.

Cerita Armia adalah cerminan dari banyak keluarga lainnya yang terpinggirkan. Bukan hanya soal rumah yang layak, ini adalah tentang hak asasi manusia untuk hidup dengan bermartabat. Pemerintah harus segera bergerak, memberikan bantuan nyata, bukan hanya untuk memenuhi kewajiban, tetapi juga untuk mengembalikan harapan bagi mereka yang terpinggirkan. 

Sejatinya, setiap warga negara berhak untuk hidup di tempat yang layak. Ini bukan hanya tentang memberi bantuan, tetapi tentang merajut kembali mimpi-mimpi yang telah terurai oleh kemiskinan dan ketidakpedulian. (Wan Jangka)