08 September 2024
Pendidikan

Wilayah Pidie Jaya Dilanda Kekeringan, Sumur di Dayah Kekeringan, Ratusan Santri Terpaksa Diliburkan

Foto : Istimewa | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDSudah hampir sebulan kemarau terik melanda wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. 

Kondisi itu menyebabkan sejumlah sumur warga di wilayah tersebut untuk persediaan airnya turun signifikan. Bahkan sebagian sumur mulai mengering.

Begitu halnya dialami Lembaga Pendidikan Islam Dayah Madinatuddiniah Miftahussalam Gampong Sagoe, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, kerana kekeringan air sumur, ratusan Santrimya terpaksa diliburkan karena tidak ada air.

Rafal salah seorang Santri di Dayah Madinatuddiniah Miftahussalam menyebutkan bahwa kondisi sudah hampir sebulan terjadi sehingga saat ini mereka sungguh sangat sulit untuk mendapatkan air bersih.

"Biasa kami mengunakan sumur untuk keperluan air bersih sehari-hari, namun kini sumur pun sudah kering akibat kemarau, kita berharap adanya suplaiy air bersih yang di bantu oleh pemerintah kita, supaya aktifitas kami di Dayah tetap berjalan semestinya," ungkap Rafal.

Saat ini para santri sedang berusaha mendalamkan sumur dengan menggali lagi dasar sumur yang kedalamannya sudah mencapai 15 meter, tujuannya agar adanya mata air baru yang keluar lagi.

"Kami pada malam hari harus membersihkan sumur supaya adanya air bersih, sekaligus berdo'a supaya Allah SWT memberikan kemudahan mengeluarkan mata air dengan usaha manusia yang peduli terhadap keberlangsungan lembaga pendidikan Agama Islam ini," tuturnya.

Menurut dia, kondisi ini dengan sumur kering sudah berlangsung sudah lebih dari tiga minggu lalu, selama ini santri terpaksa tidak mandi, bahkan untuk bersuci harus menumpang di sumur warga dan meunasah terdekat dengan berpencar.

Selain itu, pihak Dayah pun untuk mengatasi masalah ini beberapa kali harus membeli air bersih, namun karena keterbatasan dana yang dimiliki Dayah tidak bisa dilakukan terus-menerus.

"Sudah dua hari ini karena keadaan sekarat air, saat ini santri yang mencapai 300-an lebih dan sungguh miris keadaan nya terpaksa harus diliburkan," imbuh Rafal.

Apakah keadaan ini akan dibiarkan saja oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya atau Dinas Pendidikan Dayah sebagai lembaga pemerintah yang mengurusi Dayah?

Hal tersebut di sampaikan oleh seorang warga Trienggadeng Irfan yang peduli akan nasib kondisi Dayah ini, dimana pihak dayah hingga harus terpaksa meliburkan santri mereka karena tak ada air bersih karena kemarau.

Irfan menambahkan apakah pemerintah setempat atau hanya Dayah seperti MUQ saja (karena sesuatu) yang dapat kepedulian Khusus. 

"Atau Pendidikan agama tidak perlu diperhatikan oleh pemerintah?," ketus Irfan

"Cukup pendidikan umum saja yang dipedulikan?," Tutup Irfan.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Dayah Pidie Jaya, Agussalim membenarkan tentang kondisi kekeringan yang terjadi di Dayah Madinatuddiniah Miftahussalam sehingga terpaksa harus meliburkan santri ratusan.

"Benar itu, saya sudah mendapatkan informasi tentang ini, bahkan saya merasa miris dan sedih dengan harus meliburkan santri, kini saya sedang mencari solusi dulu," ungkap Agussalim.

Agussalim menyebutkan dirinya akan melobi salah seorang dewan di Banda Aceh untuk bisa membangun sumur bor di komplet Dayah itu.

"Untuk saat ini kita di sini tak ada nya anggaran, maka itu saya merasa sedih juga melihat kondisi mereka, tapi saya coba sampaikan dulu ke asisten 1 Said Abdullah, kita lihat nanti bagaimana arahan beliau, karena ini bidang beliau," akhiri Agussalim. (*)