22 November 2024
Budaya

Tim Peneliti Disbudpar Aceh Menulusuri Jejak Jalur Rempah di Pidie Jaya

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Tim peneliti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh (Disbudpar) berkerjasama dengan Pusat Studi Sejarah & Kebudayaan Islam di Aceh & Alam Melayu (Pusaka) UIN Ar-Raniry melakukan penelitian jalur rempah melacak keberadaan dan informasi terkait jalur rempah di Aceh, Minggu (9/10/22).

Jalur rempah Aceh merupakan realitas historis yang tak terbantahkan. Dalam sejumlah literatur disebutkan bahwa Aceh merupakan salah satu jalur rempah penting di dunia. Ada beberapa titik yang sudah menjadi dugaan bahwa jalur rempah benar-benar ada di Aceh. Salah satunya yang ada di wilayah Perairan Timur-Utara Aceh.

Ada dua titik yang menjadi jalur rempah Aceh sebagai salah satu bagian dari jalur rempah Nusantara layak diajukan ke Unesco untuk ditetapkan sebagai Warisan Dunia Jalur Rempah Nusantara. Yakni, Aceh Utara (Kerajaan Samudera Pasai) dan Banda Aceh (Kerajaan Aceh Darussalam).

DR. Bustami Abubakar, Ketua Asosiasi Antropologi Indonesia Provinsi Aceh, yang tergabung dalam tim kepada Media liputangampongnews.id mengatakan tim melakukan penelitian dan pembuktian secara akademik terkait jejak rempah di Aceh.

"Berdasarkan cerita yang ada bahwa wilayah Pidie-Pidie Jaya merupakan daerah penghasil rempah di zaman masa kerajaan. Sehingga tim melakukan penelitian ke wilayah pesisir tersebut." akui DR. Bustami

Dalam kegiatan itu, tim menemukan bukti terjadinya transaksi rempah di Pidie Jaya. Daerah Njong Kecamatan Bandar Baru merupakan saksi bisu pusat perdagangan rempah antara pribumi dengan pedagang-pedagang manca negara seperti China dan Eropa." sebutnya

Hal ini dibuktikan dengan temuan pecahan-pecahan keramik yang bertebaran luas di area Njong yang saat ini sudah berubah menjadi kawasan tambak perikanan yang dikelola oleh masyarakat setempat.

Pecahan keramik yang ditemukan mewakili beberapa peradaban Dinasti Cina seperti Dinasti Yuan, Cing, dan Ming. Masing-masing pecahan tersebut, diduga berumur ratusan tahun dan diproduksi pada Abad 12-13 Masehi. Selain itu, pecahan keramik produksi Eropa juga ditemukan di kawasan  ini." ketus Dr. Bustami  juga berprofesi sebagai Dosen Antropolog UIN Ar Raniry

"Saya menduga bahwa kawasan ini cukup bersejarah, dengan banyak temuan keramik dengan gaya dan masa yang berbeda. Penemuan ini berarti, menunjukkan peradaban disini sudah belangsung cukup lama." ungkap Dr. Bustami salah satu dari tim peneliti Disbudpar Aceh dan Ketua Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) Aceh yang melihat langsung di kawasan Njong.

Pada kesempatan itu, Yudi Andika, S.S yang juga Peneliti Disbudpar Aceh mengatakan Njong, kawasan yang luasnya kurang lebih 1000 Hektar ini diduga kuat adalah pelabuhan atau dermaga yang menjadi pusat aktivitas laut pada masa itu dan pernah terjadi kegiatan bongkar muat yang sangat lama sampai ratusan tahun.

"Kuat dugaan, dari temuan pecahan keramik dari beberapa Dinasti Cina seperti, keramik Dinasti Yuan, Cing, dan Ming, antara tahun 1200an sampai 1900-an masih kita temukan di sini dan sangat banyak". ungkap Yudi, ahli sejarah Aceh seraya mengakui

Dengan temuan ini, perlu diadakan kajian lebih mendalam untuk membuktikan bahwa Pidie Jaya merupakan salah satu bukti adanya Jalur Rempah di Aceh.

Selain itu tim juga akan melakukan penelusuran ke kawasan Beurawang Kecamatan Mereudu untuk mencari bukti. Menurut cerita bahwa pernah ada kebun pala di zaman kerajaan dulu.” pungkas Yudi mengakhiri. (**)