Semarakkan Tradisi Berbagi di Bulan Rajab, Warga Gampong Kayee Jatoe Pidie Gelar Kenduri Apam
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Bulan Rajab merupakan salah satu bulan ter-istimewa dan termasuk salah satu bulan haram dalam penanggalan Islam disamping Muharram, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.
Dalam penanggalan Almanak Aceh bulan Rajab dinamai dengan baleun kheunduri apam (bulan kenduri serabi).
Salah satu tradisi masyarakat Aceh dalam rangka menyambut bulan Rajab ini adalah memasak apam (serabi) kemudian membagikan kepada pada tetangga dan sanak saudara.
Untuk melestarikan semangat berbagi dan nilai-nilai adat Aceh yang baik ini masyarakat Gampong Kayee Jatoe, Mukim Teupin Raya Kecamatan Glumpang Tiga, Kab Pidie melakukan kegiatan tot apam (memasak serabi) di halaman meunasah setempat, Rabu (24/01/2024).
Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk syukur dengan berbagi makanan kepada sesama sekaligus sebagai ajang mempererat ukhuwah antara sesama masyarakat gampong. Sumber dana kegiatan ini berasal dari sumbangan sukarela masyarakat.
Imuem Gampong Kayee Jatoe, Tgk Abakar Saiman, 60, menambahkan kegiatan khenduri apam di bulan Rajab ini memang sudah sedikit bergeser tidak seperti waktu dulu dimana ketika memasuki bulan Rajab hampir semua rumah melakukan tot apam di halaman rumah masing-masing.
“Mungkin yang kita lakukan tidak lagi seperti yang pernah dipraktekkan oleh orang-orang tua kita dulu, tapi ini sebagai bentuk syiar dan kepedulian masyarakat sebagai upaya melestarikan adat, jangan sampai nanti generasi-generasi setelah kita apam saja mereka tidak tahu lagi” Ujar Abakar sambil tersenyum.
Dari pantauan media ini, kegiatan dimulai dari sejak pagi dimana kaum ibu sudah terlihat sibuk mempersiapkan alat dan bahan untuk memasak apam dan kuah tuhe (kuah santan, nangka dan pisang).
Salah seorang ibu yang terlibat kegiatan ini Maimunah Ismail, 67, menjelaskan cara memasak apam disini masih menggunakan cara tradisional, dimana api yang digunakan untuk memasak tidak berasal dari kompor atau kayu bakar begitu juga tempat memasaknyapun masih menggunakan belanga yang terbuat dari tanah.
“Kami sengaja memasak apam ini menggunakan on ‘ue tho (daun kelapa kering) supaya besaran api mudah dikontrol sehingga kualitas apam yang dihasilkanpun akan matang sempurna hal ini bisa dillihat dari bentuk permukaan apam yang berpori banyak dan bagian belakangnya tidak hitam sehingga nanti kuahnya akan bisa meresap sempurna ke dalam apam tersebut” terang Maimunah yang juga pensiunan guru.
Sementara itu Munawar,43, Sekretaris Gampong Kayee Jatoe mengatakan sebagai aparatur gampong sangat mengapresiasi kegiatan baik yang diinisiasi dan dilakukan oleh masyarakat, apalagi ini bagian dari anjuran Nabi SAW untuk bersedekah makanan dan juga dalam rangka menjaga nilai-nilai baik adat Aceh yang pelan-pelan mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
“Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada masyarakat yang sudah mau terlibat dalam kegiatan baik ini, semoga Allah SWT mencatat ini sebagai pahala kepada semua yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan ini” Ucap Munawar.
“Kita tidak tahu amalan baik mana yang akan menuntun kita ke dalam Syurga, bisa jadi itu dari sedekah sebuah apam yang dilakukan hari ini” Tutup Munawar yang juga Alumnus MAPK Banda Aceh.
Kegiatan ini ditutup dengan makan apam bersama yang dilakukan di meunasah setempat. (M)