23 Januari 2025
Opini
Artikel

Restorasi Tepi Sungai Krueng Aceh: Kajian Transformasi dan Lanskap Kota Taman di Cina

OPINI - Sungai Krueng Aceh menjadi salah satu kawasan strategis dalam perkembangan kota sejak masa Kesultanan  Aceh.  Sungai  ini  berperan  sebagai  jalur masuk  bagi  kapal  dari  berbagai  mancanegara. Keberadaan area tepian sungai sebagai salah satu ruang terbuka publik menjadi elemen penunjang dalam membentuk citra suatu kota. Ruang  terbuka publik di tepian sungai, dermaga, dan taman hijau kota di sepanjang tepi badan air. Ruang publik kota yang salah satunya ialah ruang terbuka tepi air merupakan panggung kehidupan publik yang menjadi tempat interaksi sosial masyarakat kota. Ruang terbuka di tepian sungai berupa taman dapat dijadikan sebagai  sarana  relaksasi  bagi  masyarakat.  Salah  satu ruang terbuka di tepian Sungai Krueng Aceh ialah taman terbagi 2 area kodam dan area umum yang terletak di Jl. Cut Mutia Kecamatan Baiturrahman Kota Banda  Aceh.

Memahami Proyek Sungai Perkotaan di Cina

Untuk lebih memahami berbagai proyek sungai perkotaan di Cina, kami mengeksplorasi pengaruh perluasan wilayah perkotaan, pembangunan sosial-ekonomi, iklim yang berbeda, sebutan 'Kota Taman Lansekap', dan pengaruh desain taman klasik Cina dan konsep Kota Taman Howard. Kami berfokus pada transformasi morfologi proyek-proyek sungai perkotaan, tidak termasuk proyek-proyek pengembangan daerah aliran sungai atau sumber daya air secara keseluruhan, meskipun proyek-proyek berskala lebih besar ini tentu saja layak untuk dikaji.

1. Perluasan Wilayah Perkotaan

Perluasan wilayah perkotaan di Cina telah menyebabkan perubahan signifikan pada sistem sungai, dengan dampak yang luas pada morfologi dan fungsi sungai.

2. Pembangunan Sosial-Ekonomi

Pembangunan sosial-ekonomi di Cina telah mendorong permintaan yang meningkat akan ruang terbuka hijau dan lanskap air, yang telah menyebabkan peningkatan proyek sungai perkotaan.

3. Iklim

Iklim yang berbeda di Cina telah mempengaruhi jenis proyek sungai yang dilakukan, dengan kota-kota di daerah beriklim kering cenderung membangun lebih banyak proyek yang membendung sungai musiman untuk menciptakan badan air sepanjang tahun.

4. Sebutan 'Kota Taman Lansekap'

Sebutan 'Kota Taman Lansekap' telah menjadi motivasi kuat bagi kota-kota di Cina untuk membangun proyek-proyek sungai, terutama proyek-proyek 'menghias' seperti ruang publik dan penghijauan linier di sepanjang sungai.

Dasar Hukum Restorasi Pengembangan Tepi Sungai Krueng Aceh

Pemerintah  Kota  Banda  Aceh  telah  menetapkan kawasan tepian sungai Krueng  Aceh sebagai kawasan waterfront city yang merupakan kawasan wisata dan ruang  publik  dalam  Qanun  Nomor  4  Tahun  2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh (RTRW)    Kota    Banda    Aceh    Tahun    2009-2029. Pemerintah sudah  melakukan pengelolaan pada  taman ini, namun masih terdapat beberapa aspek capaian yang belum  sesuai  dengan  prinsip  perancangan  waterfront yaitu kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan keindahan. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak adanya pembatas   antara   sungai   dengan   jalur   pejalan   kaki, fasilitas yang sudah disediakan seperti deck sudah rusak, tidak adanya aktivitas pendukung yang dapat menghidupkan ruang  publik  taman,  vegetasi  berwarna yang masih minim, dan keamanan aksesibilitas bagi pengguna.

Elemen taman tepi sungai Krueng Aceh

1. Plaza.

Dikarenakan luasan taman tepi Sungai Krueng Aceh yang kecil menjadikan taman ini tidak memiliki plaza terbuka. Hanya tersedia gazebo yang terletak di tengah-tengah taman yang menjadi tempat beristirahat pagi pengunjung taman.

2. Taman. 

Penataan taman menggunakan pola radial dan linier yang mengikuti jalur pedestrian. Taman ini juga menjadi aspek dominan yang terlihat saat pertama kali pengunjung sampai ke lokasi ini. Terdapat beberapa vegetasi peneduh dan vegetasi pembatas antara sungai dengan taman.

3. Dermaga.  

Berfungsi  sebagai  tempat  untuk mendapatkan view yang mengarah langsung ke sungai.  Elemen  yang  mendukung  dermaga  di taman  ini  berupa  tempat  duduk,  lampu penerangan.

Membangun taman tepi sungai Krueng Aceh yang ramah terhadap pengunjung

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan diatas, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada  taman  tepi  Sungai  Krueng  Aceh  sudah tersedia    elemen-elemen yang terdapat di kawasan waterfront. Namun pada aspek ruang terbuka dan   penghubung masih diperlukan penambahan pada beberapa fasilitasnya. Sementara aspek pengembangan perlu ditingkatkan untuk menghadirkan fungsi taman yang berpotensi sebagai pusat aktifitas masyarakat kota.

2. Terdapat  6  kunci utama dalam  meningkatkan kualitas ruang terbuka publik di kawasan waterfront. Pada aspek public amenities dan maintenance and management di taman tepi Sungai Krueng Aceh sudah ada namun masih diperlukan peningkatan fasilitas dan pemeliharaan pada sarana dan prasarana yang telah rusak. Sementara aspek water attraction, accessibility, activities and uses, dan identity belum ada sehingga diperlukannya pengadaan dengan pertimbangan Kembali.

Pemanfaatan dan pengembangan ruang terbuka publik di taman tepi Sungai Krueng Aceh muncul dari permasalahan dan potensi yang dapat menjadi acuan dalam  penataan  taman  untuk  meningkatkan  kualitas ruang publik di taman ini. Maka dari itu, diperlukannya pemeliharaan  dan  pengelolaan  dari  pihak  pemerintah agar fasilitas dan infrastruktur yang telah tersedia pada taman dapat terawat dan dapat difungsikan untuk jangka waktu yang lama. Serta diperlukannya kesadaran dan perhatian  dari  pengunjung  dalam  menjaga  kebersihan dan keindahan serta fasilitas yang telah tersedia di taman tepi Sungai Krueng Aceh.

Penulis : MUHAMMAD NAZLI (2304204010004) - Mahasiswa Magister Arsitektur  - Universitas Syiah Kuala