28 April 2024
News

Realisasi Dana BOS Di Kabupaten Bireuen Diduga Sarat Permainan

Foto : Dok. Google Images | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID – Realisasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2023 di Kabupaten Bireuen diduga sarat dengan permainan, dalam hal ini melibatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat.

Hal itu terungkap dari pengakuan Kepala Sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bireuen, hasil penelusuran Media ini pada Kamis 3 Agustus 2023 terdapat belanja dinilai tidak dibutuhkan namun ada indikasi pemaksaan dari Pihak Dinas.

Salah satunya pengadaan buku pendidikan anti Korupsi untuk siswa sekolah SMP untuk seluruh Sekolah Tingkat SMP yang tersebar di seluruh Kabupaten Bireuen.

Salah satu kepala sekolah yang minta namanya tidak ingin disebutkan mengakui ia membeli buku Pendidikan anti korupsi melalui Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) sebanyak 50 buah dengan harga bervariasi mulai dari 50 Ribu hingga 250 ribu.

“Ia benar ada pengadaan Buku Pendidikan anti Korupsi sebanyak 50 buah di sekolah saya yang menggunakan dana BOS pembeliannya di koordinir melalui MKKS),” ujarnya

Ia menyebutkan sebenarnya buku tersebut tidak dibutuhkan karena sudah banyak buku-buku lainnya tentang Korupsi di Perpustakaan, karena perintah dari Dinas maka kami hanya mengikuti saja.

“Mau dibagikan ke siswa tidak cukup, sudah banyak buku lainnya di Pustaka, namun karena ada perintah dari Dinas kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkapnya. 

Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Bireuen Drs. M. Nasir SPd membenarkan bahwa ada pembelian buku Pendidikan Anti Korupsi dengan menggunakan dana BOS.

“Ia benar pengadaan buku anti Korupsi untuk siswa sekolah SMP menggunakan dana BOS, namun terkait pengadaan saya tidak tahu menahu, silahkan ditanyakan langsung ke Kadis atau yang lainnya,” ujar M. Nasir singkat

Sementara itu, Direktur penggunaan BOS Disdikbud Kabupaten Bireuen Khairul Mursalin juga mengakui adanya pembelian buku tersebut di setiap sekolah SMP dengan harga per buku senilai 75 Ribu.

“Ia benar, buku tersebut dibeli oleh setiap sekolah melalui PT Mas Media, harga per buku 75 ribu untuk jumlah keseluruhan saya harus melihat data dulu,” lanjut Khairul. 

Kata Khairul buku tersebut sudah dibagikan ke sekolah masing-masing, penyetoran anggarannya dikirim langsung ke rekening pihak ketiga yakni PT. Mas Media.

Salah satu pejabat teras di Disdikbud Bireuen menyebutkan pengadaan buku tersebut diduga ada keterlibatan pihak lain diluar Dinas, yakni ada dugaan penyetoran fee ke salah satu instansi di Kabupaten Bireuen.

“Kan tahu sendiri hal-hal seperti ini milik siapa,” ujar pejabat tersebut (**)