31 Juli 2025
Kisah

Rahasia "Lon Tuan": Menguak Watak Pemimpin dalam Diri Orang Aceh

Foto : Ilustrasi | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDPernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada kesan bahwa masyarakat Aceh memiliki pembawaan yang teguh dan berkarakter pemimpin? Jawabannya mungkin tersembunyi dalam satu frasa sederhana yang diajarkan turun-temurun sejak dini: "Lon tuan." Lebih dari sekadar kata sapaan, "Lon tuan" adalah fondasi pembentukan kepribadian dan watak yang unik bagi masyarakat Aceh.

Sejak usia belia, anak-anak Aceh dididik untuk merespons panggilan orang tua atau yang lebih tua dengan penuh hormat melalui frasa ini. Bayangkan pemandangan ini: seorang ibu memanggil, "Wafi!" Dan secara spontan, sang anak akan menjawab, "Lon tuan, Ibu." Ini bukan hanya contoh kesantunan, melainkan cerminan dari sebuah nilai yang sangat mendalam.

Frasa "Lon tuan" ,yang secara harfiah berarti "saya tuan" ,bukan hanya terpatri kuat dalam kebiasaan, tetapi juga menjadi penanda adab. Bagi masyarakat Aceh, tidak menjawab panggilan atau sapaan dari yang lebih tua dengan "Lon tuan" dianggap sebagai tindakan yang kurang sopan. Kebiasaan ini secara konsisten membentuk mentalitas seorang "tuan" atau pemimpin dalam diri anak-anak Aceh hingga mereka dewasa.

​Inilah mengapa, sekalipun Anda menemukan orang Aceh yang bekerja melayani di warung makan atau kedai kopi, mereka tetap memancarkan aura berbeda. Posisi mereka bukanlah sebagai pelayan yang pasif, melainkan sebagai individu yang melayani dengan martabat dan harga diri seorang "tuan." Mereka adalah pribadi yang telah dibentuk oleh nilai-nilai luhur dan filosofi hidup yang menjadikan mereka pemimpin, bahkan dalam peran pelayanan sekalipun.

​"Lon tuan" lebih dari sekadar respons; ia adalah cetakan karakter yang membimbing setiap individu Aceh untuk tumbuh menjadi pribadi yang berwibawa, penuh hormat, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Sebuah tradisi luhur yang terus menjaga identitas dan martabat masyarakat Aceh. (Teuku Maimun)