21 Juni 2025
Opini

Pemimpin Sejati Tidak Mencari Sorotan

Oleh: Budiman, SE., M.Si - Manajer PUSDALOPS BPBD Kota Sabang

OPINI - "Pemimpin terbaik adalah mereka yang hampir tidak diketahui oleh orang-orang. Ketika pekerjaannya selesai, tujuannya terpenuhi, mereka akan berkata: Kami melakukannya sendiri."
– Lao Tzu

Dalam realitas kehidupan berbangsa dan berorganisasi hari ini, kita menyaksikan bagaimana panggung kekuasaan kerap diramaikan oleh pencitraan dan kegaduhan simbolik. Sorotan kamera, popularitas di media sosial, hingga nama-nama besar yang dilekatkan di berbagai proyek, seakan menjadi tolok ukur keberhasilan kepemimpinan. Namun filsuf Tiongkok kuno, Lao Tzu, menyampaikan pandangan yang kontras sekaligus menyejukkan: bahwa pemimpin terbaik justru adalah mereka yang tidak menuntut pengakuan.

Pemimpin sejati bekerja dalam senyap, namun hasil kerjanya berdampak nyata. Ia membangun sistem, memperkuat kapasitas, dan mendorong partisipasi, sehingga saat tujuan tercapai, masyarakat merasa bahwa keberhasilan itu adalah milik mereka sendiri. Di situlah esensi kepemimpinan: memberdayakan, bukan menguasai.

Kepemimpinan dalam Perspektif Islam

Nilai-nilai ini bukan hal asing dalam Islam. Dalam Al-Qur'an dan Sunnah, kepemimpinan adalah amanah, bukan kemewahan. Ia adalah tanggung jawab ilahiah yang menuntut keadilan, pelayanan, dan keteladanan.

1. Amanah, Pemimpin wajib memahami bahwa jabatannya adalah titipan dari Allah dan rakyat. Amanah ini akan dipertanggungjawabkan, bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya..." (QS. An-Nisa: 58)

2. Adil, Keadilan adalah landasan utama dalam setiap kebijakan dan tindakan. Tanpa keadilan, kekuasaan menjadi alat penindasan.

3. Musyawarah (Syura), Kepemimpinan Islam menuntut keterbukaan. Seorang pemimpin harus mendengar, merangkul, dan memutuskan bersama rakyatnya.

"Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka." (QS. Asy-Syura: 38)

4. Pelayanan (Khidmah), Rasulullah ﷺ bersabda

> "Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka." (HR. Abu Nu'aim)
Kepemimpinan bukan tentang dilayani, tetapi tentang melayani.

5. Keteladanan  Pemimpin sejati memimpin dengan contoh. Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik sederhana, sabar, dan turun langsung bersama umat dalam suka dan duka.

Pemimpin yang Menguatkan, Bukan Membebani

Saat seorang pemimpin menciptakan sistem yang membuat masyarakat mampu menyelesaikan masalah mereka sendiri, maka ia telah sukses. Bukan karena ia mengatur semuanya, tapi karena ia telah mentransformasi rakyat menjadi subjek perubahan. Di sinilah pentingnya kepemimpinan yang berfokus pada pemberdayaan, bukan dominasi.

Dalam konteks kebencanaan misalnya, keberhasilan bukan hanya diukur dari kecepatan respons, tetapi juga dari kapasitas masyarakat yang tangguh dalam menghadapi risiko. Ketika masyarakat terlatih, tanggap, dan mandiri, maka pemimpin di balik layar itulah pahlawan sejati.

Diam, Tapi Berdampak

Zaman ini lebih membutuhkan pemimpin yang bekerja dalam diam, tapi menggerakkan banyak. Seperti akar pohon yang tidak terlihat, namun menopang tegaknya batang dan rindangnya daun. Kepemimpinan bukan soal eksistensi diri, tetapi eksistensi kebaikan.

Pemimpin terbaik tidak sibuk menepuk dada, melainkan membuat rakyatnya berkata, “Kami melakukannya sendiri.” Dan itu hanya bisa terjadi jika kepemimpinan dijalankan dengan visi, kerendahan hati, dan dedikasi yang tulus.