Menilik Kehidupan Bandar Dan Pecandu Napza Jenis Sabu Pada Film The Drug King
Oleh : Rohabdo M. Pazlan - Mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Ar-Raniry.
A. Deskripsi Movie
OPINI- Movie ini merupakan drama Korea bergenre kriminal. Mengangkat tema tentang penyalahgunaan Napza, mulai dari prosesi pembuatan, pengedaran hingga pemakaian dan berakhir kepada efek negatif yang diberikan oleh obat-obatan terlarang tersebut. Film ini ditulis dan disutradarai oleh Wo Min Ho dengan alur kisah yang menarik dan dibintangi oleh aktor-aktor ternama, diantaranya adalah Song Kang Ho yang berperan sebagai Lee Do Sam yang merupakan pelakon utama dalam film ini. Film ini juga menyajikan dinamika yang sangat kompleks, mulai dari relasi kehidupan keluarga, birokrasi pemerintahan, kehidupan gengster, hingga keruwetan masalah yang dihadapi oleh para bandar narkoba, dan film ini dikemas secara apik dengan durasi 2 jam 19 menit.
Film ini mengisahkan tentang seorang kepala keluarga di Busan, Korea Selatan yang berprofesi sebagai pandai emas pada tahun 1970-an. Ia mempunyai keinginan yang kuat untuk merubah nasibnya secara finansial dan ingin hidup dengan serba berkecukupan. Pada awalnya ia mulai berusaha merubah nasib dengan menjadi penyelundup barang-barang dagang dari Korea Selatan ke Jepang. Pada masa ini ia merasakan perbaikan finansial dan mulai mengenal tentang dunia kriminalitas. Hingga pada suatu masa ia tertangkap oleh pihak kepolisian dan ditahan selama beberapa waktu. Selepas dari penjara, ia bukan berubah menjadi pribadi yang lebih baik, namun ia mempelajari bagaimana cara mengelola bisnis haram berupa penjualan metamfetamina atau sabu-sabu.
Pada tahap awal, ia membangun koneksi dengan beberapa pihak yang dianggap dapat membantu usaha penjualan sabu-sabu ini. Ia menjumpai unsur birokrasi, kepolisian, hingga pihak pelayaran yang kemudian menjadi akses pengedaran sabu-sabu ke negara Jepang. Dan yang paling utama, Ke Do Sam tidak lupa untuk menghubungi Profesor Baek yang terkenal sebagai Peracik utama sabu-sabu dengan kualitas terkemuka. Setelah terbentuk sebuah tim, maka usaha meracik sabu-sabu pun dimulai dengan mengimpor bahan-bahan kimiawi dari Taiwan. Peracikan sabu-sabu kemudian dilakukan di Korea Selatan dan diperdagangkan di Jepang dengan menyelundupkan obat-obatan tersebut via jalur laut. Le Do Sam juga memiliki koneksi di Jepang yang bertugas sebagai kurir sabu-sabu tersebut.
Miris, Le Do Sam yang kemudian sukses menjadi seorang bandar besar Narkoba ini akhirnya mendapatkan dampak negatif dari ketergantungan pemakaian sabu-sabu. Ia ketergantungan dengan pemakaian sabu-sabu yang ia produksi sendiri dengan porsi yang berlebihan, hingga suatu waktu efek yang dirasakan berimplikasi kepada kehilangan kontrol diri.
B. Penyebab Penyalahgunaan Napza
Pada film ini, banyak korban yang ditampilkan menjadi pecandu narkoba dengan jenis sahu-sabu. Mulai dari gangster, pengusaha, birokrat, hingga masyarakat biasa. Pemakaian sabu-sabu ini pun dilatarbelakangi oleh berbagai problematika diri para pemakai, tapi penulis bisa melihat bahwa pemakaian sabu-sabu ini dilakukan untuk mencapai ketenangan diri, dan menghilangkan rasa cemas yang berlebihan. Misalnya pada satu scene, Le Do Sam melakukan pembunuhan terhadap salah satu mata-mata yang pernah menyiksanya pada saat tertangkap oleh pihak migrasi, maka untuk menghilangkan rasa takut dan cemas yang berlebihan Le Do Sam pun memilih untuk menggunakan sabu-sabu. Pada scene yang lain juga ditanpilkan adegan penggunaan sabu-sabu yang dilakukan oleh para wanita malam, dan ternyata memicu hasrat seksualitas para wanita malam tersebut.
Secara umum dapat kita simpulkan bahwa penggunaan narkoba dan atau obat-obatan terlarang didasari oleh rasa resah terhadap problematika diri yang dialami para pengguna, yang kemudian mereka akan merasakan ketergantungan karena sensasi yang dirasakan tatkala menggunakan sabu-sabu tersebut.
C. Dampak dan Efek Napza Jenis Sabu-sabu
Efek pemakaian sabu-sabu dapat meningkatkan nyali si pengguna, selain itu juga dapat menurunkan kebutuhan tidur si pengguna. Efek jangka pendeknya, pengunaan sabu-sabu akan menjadikan penggunanya merasa kehilangan kesadaran dan halusinasi. Pada film ini juga sabu-sabu digambarkan sangat berdekatan dengan nuansa seksualitas dan kriminalitas. Adapun efek jangka panjang yang akan diberikan ialah menjadikan seorang pengguna kian susah untuk mengontrol diri dan menyebabkan ketergantungan, sehingga kita melihat banyak pengguna sabu-sabu yang pada akhirnya jatuh miskin karena menghalalkan segala cara demi tetap menikmati sensasi yang akan didapat melalui penggunaan sabu-sabu.
D. Menyediakan Panti Rehabilitasi Sosial Bagi Pengguna Sabu-sabu Dan Memberikan Pengobatan Secara Fisik, Mental dan Spiritual
Pada film ini, tidak ada satu scene pun yang menunjukkan seorang pengguna difasilitasi rehabilitasi sosial. Bahkan pada beberapa scene para pengguna langsung dihadapkan dengan jaksa dan pemberian hukuman, padahal usaha preventif seharusnya lebih dimaksimalkan daripada sekedar pemberian masa pengurungan dalam penjara. Menurut penulis, seharusnya para pengguna yang masih terbilang baru dan belum merasakan efek negatif yang lebih akut lagi diberikan pengobatan fisik, mental dan spiritual. pemerintahan terkait menyiapkan panti rehabilitasi sosial dan memberikan pengobatan agar para pengguna mau terlepas dari ketergantungan tersebut.
Pada panti rehabilitasi ini nantinya para pengguna akan diberikan pelatihan fisik, juga mendengarkan kuliah-kuliah spiritualitas agar mampu membuka diri dan keluar dari ketergantungan terhadap sahu-sabu. Dan salah satu upaya yang paling efektif untuk mencegah penggunaan narkoba adalah dengan melakukan upaya preventif dengan memaksimalkan usaha edukasi dan sosialisasi secara masif dan menyentuh seluruh elemen masyarakat.