Kacamata Pemimpin Dari Mahasiswa Rebahan
Foto : Hijju Alfan | LIPUTAN GAMPONG NEWS
Liputangampongnews.id - Dimana pada tahun 2020 sampai saat ini masih terjadi wabah Covid-19 yang telah mengguncang dunia, sehingga menyebabkan mobilitas mahasiswa berkurang. Pada masa sekarang pun demikian kenyamanan masih terus di nikmati oleh mahasiswa kaum rebahan dan di mainkan oleh mahasiswa kaum pencitraan. Mengapa demikian? Hal itu disebabkan vakumnya kegiatan ataupun tergilasnya pikiran kepemimpinan oleh virus sehingga tidak ada gagasan yang membuat para mahasiswa ikut bergairah dalam kreativitas dan mengakibatkan kebanjiran para mahasiswa-mahasiwa pencintraan.
Oleh karena itu sudah saatnya kita perlu akan sosok pemimpin yang mampu menggerakkan kegairahan para mahasiswa rebahan akan pentingnya untuk terus melakukan hal kebermanfaatan serta sosok pemimpin yang memberikan contoh keganasan akan hal kualitas yang bermuara pada prestasi.
Dalam hal ini penulis telah menjelaskan sebuah gagasan terkait problem pergerakan mahasiswa yang tidak bergairah. Hal ini faktor salah satunya pada kepemimpinan. Maka dengan ini beberapa point yang harus di tunaikan sebagai mahasiswa yang berkapasitas pemimpin mahasiswa terkhusus himpunan mahasiswa ilmu politik;
Pertama "adanya sedikit opini yang penulis sampaikan mampu membangun kembali lisensi jiwa profesional, kritis, kreatif, kompotitif serta berkeadaban bagi para pemimpin mahasiswa kampus".
Kedua "Tak ada lagi pencitaraan karakter demi sebuah pujian yang ambigu serta kekurangan akal sehat idealisme".
Ketiga "Penulis juga mengajak untuk sama-sama membangun kembali tembok demokrasi yang berkeadaban demi kokohnya persatuan yang berakhlak mulia, membentuk kembali para generasi yang paham akan arti kepemimpinan yang berkarakter sesuai tupoksinya".
Keempat "keterbukaan informasi yang menuju kepentingan umum mahasiswa khususnya himapol, betul adanya setiap pemimpin itu ada masanya dan setiap masa ada pemimpinnya, akan tetapi jika cara berdialektika dan berdemokrasi yang remote percuma!"
Kelima "kematangan dalam berdinamika namun dalam tanda kutip "profesional dan proporsional".
Penulis: Hijju Alfan
Mahasiswa Rebahan Fisip Uin Ar-Raniry