28 Maret 2024
Nasional

Mantan Aspri Kiai Hasyim Muzadi Siap Kawal Kiai Asad Ali Sebagai Kandidat Ketum PBNU

Liputangampongnews.id - Mantan Asisten Pribadi (Aspri) almarhum KH Hasyim Muzadi, Fairouz Huda angkat bicara soal gaduh dukungan calon ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar ke-34 di Lampung, 23-25 Desember 2021.

Menurutnya, momentum Muktamar ke-34 NU bukanlah agenda untuk mempertahankan atau merebut kekuasaan di NU. Tapi momentum rumuskan skema perjuangan NU, dan menyiapkan kepemimpinan sejarah yang tepat untuk melaksanakan amanah perjuangan tersebut.

“Sangat prihatin dengan situasi yang memperlihatkan akrobat perebutan pemilik suara. Tanpa mengutamakan adab, yang menjadi pegangan utama di NU selama ini,” katanya di Surabaya, Sabtu (11/12/2021). 

Memilih pemimpin, lanjut Fairouz, harus didasari atas hasil riyadhoh para kiai dan dilengkapi dengan kriteria kepemimpinan berbasis pada sebuah gagasan yang menjangkau masa depan.
“Bukan grudak-gruduk dengan melalui political pressure-red.tekanan politik, lebih-lebih na'udzubillah dengan transaksi suara melalui materi,” akan menimbulkan impact yang buruk terhadap perbaikan image wadah kebanggaan ummat terbesar di NKRI, tandasnya. 

Karena itu, Fairouz bersyukur dengan adanya berita di berbagai media yang memuat informasi tentang pernyataan mantan Katib Aam PBNU, KH Malik Madani dan Ketua Umum PP Persatuan Guru NU (Pergunu), KH Asep Saifuddin Chalim yang memina KH As’ad Said Ali untuk ikut menjadi kandidat Ketum PBNU 

“Jika Kiai As’ad bersedia, sungguh ini akan menjadi oase di tengah dinamika ambisius dari kedua kelompok kandidat lain yang penuh dengan drama akrobatik menjelang pelaksanaan muktamar, apalagi pada saat hari pelaksanaannya nanti,” paparnya.

Menurut Fairouz, siapa yang tidak tahu tentang keikhlasan Kiai As’ad Ali dalam merintis tradisi kaderisasi di NU dengan Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU)-nya. Meskipun dia tidak ada dalam struktur, tetap saja konsisten mengawal proses ibadah kaderisasi yang dilakukan se-Indonesia tersebut.

“Ketika saya mendampingi Alm. Abah KH Hasyim Muzadi, saya juga banyak mendapat cerita positif tentang sesosok Kiai Asad Ali ini dari Abah,” katanya.

Fairouz mencontohkan bagaimana Alm.Kiai Hasyim bercerita tentang perjuangan membangun gedung PBNU, dimana Kiai As'ad Ali sangat berperan penting dalam pelaksanaannya. Begitupun dengan program merintis media berbasis digital seperti NU Online, tak kalah penting andil bliau di dalamnya.

“Keikhlasan berjuang di NU menjadi ukuran fundamental dalam menentukan kepemimpinan ormas terbesar se-dunia ini. Bukan ukuran materialistik dan irisan politik,” katanya.

Apakah Fairouz juga akan turut mengawal Kiai As’ad Ali? Mantan Ketua PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jatim itu telah menghubungi sosok Kiai panutan di Jatim. 

“Tanpa arahannya, saya tidak bisa bersikap dan melakukan langkah apapun. Saya meminta beliau memberi arahan terkait dengan munculnya nama Kiai As’ad Ali yang kemungkinan juga akan menjadi calon Ketum PBNU di Muktamar ke-34 NU.

“Guru saya tidak langsung memberi jawaban, butuh satu hari satu malam untuk mendapatkan arahan beliau. Alhamdulillah hari ini beliau memberi jawaban dengan merestui saya untuk terlibat mengawal Kiai As’ad dalam proses bermuktamar nanti,” katanya.

“Bismillah. Allah meridhai, juga Syaikhona Cholil Bangkalan, Syaikh Mbah KH As’ad Syamsul Arifin, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, dan para muassis lain ikut merestui. Aaamin,” pungkas Fairouz. (Teuku imran/ Red)