Malam Anugerah Budaya PKA-8 Tahun 2023
(Mengenang Tokoh Sastrawan Aceh A. Gani Mutyara)
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Dari 14 penerima Anugerah Budaya PKA-8 tahun 2023, salah satu tokohnya adalah almarhum Abdul Gani Mutyara.
Tokoh kelariran Jangkabuya, Pidie Jaya, tahun 1923 ini, adalah seorang sastrawan besar yg pernah dimiliki Aceh, sekaligus tokoh wartawan kawakan Aceh yg dilupakan dlm sejarah Aceh.
Banyak jasa dan peran, serta kontribusi yg telah diberikan A.Gani Mutyara tak hanya bagi Aceh, tapi juga bagi Republik ini.
Sebagai seorang tokoh sastrawan Aceh, A.G. Mutyara, telah menulis sebanyak 12 novelnya yg pernah diterbitkan, dari tahun 1940-an hingga tahun 1970-an.
Novel-novel karya A. Gani Mutyara diantaranya adalah: "Leburnya Kraton Aceh" (1940-an).
Sebelum diterbitkan dlm bentuk buku, novel "Leburnya Kraton Aceh" ini pernah dimuat secara bersambung oleh Koran "Atjeh Sinbun" milik pemerintah Jepang yg terbit di Kutaraja tahun 1942.
Terus, novel A.G.Mutyara lainnya berjudul "Sekembang Gugur" (1940), "Mari Laila Pulang ke Desa" (1943), "Gading Pengungsi" (1947), "Memperebutkan Gadis Fiodal" (1947), "Tanda Mata Dari Keraton" (1947), "Manungan di Pelambangan" (kumpulan sajak 1941), "Asmara Dalam Pelukan Pelangi" (ini sebuah novel yg ditulis bersama A.G. Mutyara, Ali Hasjmy dan T.A. Talsya, 1952).
Selain menulis novel (roman) A.Gani Mutyara jaga menulis beberapa buku sejarah, seperti buku "Peristiwa Aceh" (1946), "Pancasila Tonggak Republik Indonesia" (1946), serta banyak lagi karya-karya A.G. Mutyara yg sudah sangat sulit ditemukan dlm koleksi-koleksi perpustakaan di Aceh.
Kemudian dua karya terakhir A.Gani Mutyara hingga tahun 1970-an, yg saya ketahui judulnya "Direbut Kabut Kelam" (1978), satu lagi karya A.G. Mutyara di tahun 1970-an, judulnya "Air Mata Darah", novel sejarah tentang perjuangan rakyat Aceh ini belum sempat di terbitkan.
* * *
Sebagai tokoh wartawan Aceh, Abdul Gani Mutyara, memulai karirnya sebagai wartawan di Surat Kabar "Atjeh Sinbun" milik pemerintah Jepang, yg terbit di Kutaraja pada zaman Jepang (1942-1945).
A.G. Mutyara, bekerja di koran "Atjeh Sinbun" milik pemerintah Jepang ini, seangkatan dgn Ali Hasjmy, Tgk. Abdullah Arif, Amel dan T.A. Talsya. Mereka 4 sekawan sebagai tokoh wartawan Aceh sejak zaman Jepang.
Waktu Indonesia diproklamirkan kemerdekaannya 17 Agustus 1945 oleh Sukarno-Hatta di Jakarta. Mantan wartawan "Atjeh Sinbun" ini, dgn memanfaatkan aset kantor dan percetakan surat kabar "Atjeh Sinbun" milik pemerintah Jepang--karena Jepang sdh menyerah pada Sekutu.
Lagu A.Gani Mutyara, Ali Hasjmy, Tgk. Abdullah Arif, TA. Talsya, dan Amel, mendirikan sebuah surat kabar perjuangan, utk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yg baru diproklamirkan. Nama surat kabarnya "Semangat Merdeka".
"Semangat Merdeka" ini surat kabar nasional pertama terbit di Aceh setelah prolamasi kemerdekaan.
Beriringan dgn itu, tahun 1947-1948, A.G. Mutyara bersama Husin Yusuf, jaga mengoperasikan Radio Rimba Raya di Aceh Tengah.
Radio Rimba Raya ini adalah satu-satunya radio yg menyiarkan "Indonesia masih ada wilayahnya di Aceh". Sehingga Belanda pada agresi pertama dan kedua, gagal mempropokasi dunia bahwa Indonesia telah berhasil mereka kuasai kembali.
* * *
Atas jasa-jasa itulah, Abdul Gani Mutyara dinilai sangat pantas diberikan anugerah budaya pada PKA-8 yg dlm tahun 2023 kali ini. Terutama atas jasa-jasanya sebagai tokoh sastrawan, yg telah mengabadikan berbagai peristiwa sejarah Aceh dlm karya-karya sastranya.
Abdul Gani Mutyara meninggal di Medan tahun 1993. Maka untuk menerima Anugerah Budaya PKA-8 tahun 2023 tahun ini, panitia mendatangkan ahli warisnya dari Medan, yaitu anak Anak A. Gani Mutyara, bernama Irfan Mutyara (foto 3 dari kanan) utk menerima langsung anugerah Anugerah Budaya PKA-8 tahun ini.
Untuk diketahui lebih lengkap, bagaimana laka-liku ketokohan, dan peran serta kontribusi pemikiran kebudayaan Abdul Gani Mutyara untuk Aceh, dapat dibaca dlm buku biografinya yg kami tulis dan telah diterbitkan pada Agustus tahun 2022.
Judul buku : Biografi A. Gani Mutyara, Perjuangan di Balik Suara Indonesia Masih Ada".