KM Mutiara Berkah II Siap Tempur: Perkuat Tol Laut Jawa-Lombok
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - PT Atosim Lampung Pelayaran (PT ALP), anak perusahaan MUTIARA GROUP, resmi mengoperasikan kapal besar dalam rute tol laut Tanjung Wangi (Jawa Timur) - Gilimas (Lombok, NTB). Pada Jumat, 15 November 2024, KM Mutiara Berkah II melakukan pelayaran perdananya. Kapal ini memiliki panjang 192 meter dan lebar 29 meter, mampu mengangkut hingga 300 unit kendaraan campuran.
Dalam peresmian pengoperasian KM Mutiara Berkah II, Direktur Operasi dan Komersial PT ALP, Dr. Asep Suparman, yang juga mantan Direktur Komersial PT PELNI, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung kelancaran arus logistik nasional. "PT ALP bertanggung jawab untuk menurunkan indeks logistik nasional. Kami berupaya memberikan tarif yang lebih terjangkau dengan HPP lebih rendah. Selain itu, kehadiran KM Mutiara Berkah II dapat membantu mengurai kepadatan lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk," ujarnya.
Dr. Asep juga mengungkapkan bahwa saat ini lintas Ketapang-Gilimanuk dioperasikan oleh 58 kapal, terdiri dari 37 kapal ro-ro dan 21 kapal LCT, dengan frekuensi 82 trip per hari atau satu keberangkatan setiap 9 menit. "Kepadatan ini berisiko tinggi terhadap kecelakaan kapal," tambahnya.
Tanggapan positif juga datang dari pengguna jasa, seperti Sugiono, seorang sopir truk asal Sidoarjo. "Saya berterima kasih atas penambahan armada PT ALP. Semoga ke depan distribusi semakin lancar, dengan tarif lebih murah, waktu lebih cepat, dan pelayanan yang lebih nyaman serta aman," ujar Sugiono.
Pemerintah sendiri telah mengambil langkah strategis dengan memindahkan operasional pelabuhan lintas Ketapang-Lembar ke Jangkar (Situbondo)-Lembar. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan di Pelabuhan Ketapang sekaligus mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di daerah.
Dengan tambahan KM Mutiara Berkah II, total armada PT ALP yang beroperasi di rute Tanjung Wangi-Gilimas kini berjumlah empat kapal besar, ditambah satu kapal cadangan. Armada ini memiliki kapasitas rata-rata 250 unit kendaraan campuran per kapal, memastikan kelancaran arus logistik antara Jawa dan Lombok. (DE)