Ketua PMI Pidie Jaya Minim Peminat, Ada Apa?
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Menjelang penutupan pendaftaran calon Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pidie Jaya periode 2025–2030, antusiasme publik masih tergolong rendah. Hingga hari ini, hanya tiga orang kandidat yang telah resmi mendaftar dan mengembalikan formulir pencalonan. Kondisi ini memicu keprihatinan di tengah pentingnya peran PMI dalam urusan kemanusiaan di daerah.
Minim Peminat, Cerminan Apa?
PMI bukan sekadar organisasi, melainkan lembaga yang memikul amanah besar untuk menggerakkan misi sosial, membantu korban bencana, dan menyediakan kebutuhan darah untuk pelayanan kesehatan. Namun, rendahnya jumlah pendaftar memperlihatkan potensi lemahnya ketertarikan terhadap jabatan sosial yang strategis ini.
Fenomena serupa juga terjadi di institusi lain di Pijay, seperti proses seleksi Ketua KONI dan Komisioner BMK, yang juga sempat diwarnai minimnya peserta. Apakah ini pertanda berkurangnya semangat kolektif dalam mengelola urusan publik dan sosial?
Harapan Sebelum Pendaftaran Ditutup
Menjelang penutupan pendaftaran lusa, masyarakat masih menaruh harapan akan munculnya nama-nama baru dari kalangan penggerak sosial, relawan muda, atau tokoh komunitas yang bersedia mengambil peran strategis ini. Beberapa aktivis kemanusiaan, penggiat donor darah, maupun relawan bencana yang selama ini aktif di lapangan, diharapkan memiliki keberanian untuk melangkah maju.
Peran Ketua PMI sangat dibutuhkan untuk:
Mendukung kinerja pemerintah daerah dalam mempercepat layanan sosial dan kesehatan masyarakat
Membangun kolaborasi lintas sektor dalam penanganan bencana, mitigasi risiko, dan edukasi kemanusiaan
Menjadi simbol pengabdian tanpa pamrih di tengah realita sosial yang semakin kompleks
Perlu Strategi Regenerasi
Minimnya pendaftar seharusnya menjadi cermin evaluatif bagi PMI dan stakeholder terkait untuk membenahi pola kaderisasi, regenerasi kepemimpinan, serta strategi komunikasi organisasi kepada masyarakat.
PMI bukan hanya tentang posisi, melainkan tentang peluang memberi makna dan manfaat yang lebih besar bagi sesama.
Mari kita jaga semangat kemanusiaan. PMI Pidie Jaya butuh pemimpin yang bukan hanya siap memimpin, tapi juga siap melayani dengan hati. (Red)