18 Oktober 2024
Opini

Kesombongan dan Kekuasaan

OPINI - Prof. J.E. Sahetapy pernah mengungkapkan sebuah ungkapan bijak yang mempertimbangkan arti kesombongan yang masih menggema sampai saat ini, yaitu: "Kesombongan Berarti Kejatuhan Sudah Dekat." Ungkapan ini, yang disampaikannya dalam acara "Indonesia Lawyer Club," seharusnya menjadi pesan moral yang patut direnungkan oleh para pejabat aparatur pemerintah dan politisi yang mungkin telah terlalu lama merasakan pakaian seragam yang membanggakan jabatan mereka.

Di tengah-tengah dinamika politik dan pemerintahan, seringkali kita melihat para pejabat dan politisi yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat dengan beratnya tanggung jawab, namun mereka justru lebih membanggakan diri mereka sendiri. Mereka mengenakan pakaian seragam yang mewah, merayakan jabatan mereka, dan bahkan terlalu sering berkuasa dengan sewenang-wenang. Mereka mungkin telah membentuk dinasti politik dan beking yang kuat, yang pada akhirnya digunakan untuk menindas rakyat.

Kita harus merenungkan pesan moral di balik ungkapan Prof. Sahetapy. Kesombongan bukanlah tanda kekuasaan yang sejati; sebaliknya, itu adalah tanda ketidakstabilan. Kesombongan mengaburkan pandangan kita terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat yang seharusnya menjadi fokus utama. Pakaian seragam mewah dan jabatan tinggi hanya sebatas simbol, bukan substansi dari kepemimpinan yang baik.

Sementara itu, kekuasaan sewenang-wenang hanya akan membawa ketidakpuasan dan perlawanan dari rakyat. Dalam jangka panjang, hal ini akan menggoyahkan fondasi kekuasaan yang telah dibangun dengan susah payah. Ketika para pejabat dan politisi terlalu jauh menjaga jarak dengan rakyatnya oleh kesombongan mereka sendiri, anti Nasehat dan anti kritik dari rakyat sehingga mereka melupakan dan jauh dari arti dari sebuah kewajiban bahwa kekuasaan sejati adalah "pelayanan kepada masyarakat", bukan sebaliknya.

Untuk para pejabat aparatur pemerintah dan politisi, penting untuk selalu merenungkan pesan moral ini. Kita harus ingat bahwa kita adalah pelayan masyarakat, dan tugas kita adalah untuk memastikan kesejahteraan rakyat. Pakaian seragam dan jabatan hanyalah kendaraan, bukan tujuan akhir. Kekuasaan sejati terletak dalam integritas, dedikasi, dan kerendahan hati.

Sebagai masyarakat yang mengawasi para pemimpin, kita juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka tidak melupakan pesan moral ini. Kita harus mengingatkan mereka bahwa 'kesombongan berarti kejatuhan sudah dekat". Kepemimpinan yang bijak adalah yang selalu bersifat merendah, mendengarkan rakyat, dan bertindak demi kepentingan bersama.

Dalam refleksi ini, mari bersama-sama mengembalikan arti sejati dari kepemimpinan yang bertanggung jawab dan melayani rakyat. Kita harus mengingatkan para pejabat dan politisi bahwa kesombongan hanya akan membawa mereka ke arah kejatuhan, sementara pelayanan yang baik kepada rakyat adalah kunci untuk membangun masyarakat yang lebih baik di Negeri yang sama sama kita cintai ini. 

Oleh : Bustami M Yunus

-->