Jika Tidak Ada Bahu Tempat Bersandar Masih Ada Lantai Tempat Bersujud
Oleh : Mursyidi
OPINI - Dalam hidup, kita sering menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan yang menguji ketahanan mental dan emosional kita. Di tengah kesibukan dan tekanan hidup, tidak jarang kita merasa terasing dan sendirian. Kerap kali, kita mencari sandaran pada sesama manusia—entah itu keluarga, sahabat, atau pasangan. Namun, ada saatnya, meskipun dikelilingi oleh banyak orang, kita merasa tidak memiliki bahu tempat bersandar.
Kutipan "Jika tidak ada bahu tempat bersandar masih ada lantai tempat bersujud" mengingatkan kita bahwa dalam keterasingan tersebut, masih ada jalan untuk menemukan kekuatan dan ketenangan batin. Ketika semua sandaran manusiawi hilang atau tak tersedia, pintu kepada Yang Maha Kuasa senantiasa terbuka. Melalui doa dan penyerahan diri kepada Allah, kita dapat menemukan ketenangan yang sulit didapatkan dari dunia ini.
Pentingnya spiritualitas dalam menghadapi tantangan hidup sering kali diabaikan di era modern ini. Kita cenderung mengandalkan rasionalitas dan dukungan fisik dari orang-orang di sekitar kita. Namun, ketika semua itu gagal, kita diingatkan akan pentingnya kembali kepada iman dan spiritualitas. Bersujud di lantai bukan hanya sebuah tindakan fisik, tetapi juga simbol kerendahan hati dan pengakuan akan keterbatasan diri.
Bersujud atau berdoa merupakan cara untuk menyerahkan diri kepada Allah, mencari petunjuk dan kekuatan dari-Nya. Saat bersujud, kita mengakui bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari kita, yang memahami dan mengatur segalanya. Ini adalah pengingat bahwa di tengah segala kesulitan, ada harapan dan bantuan yang bisa kita cari melalui iman. Ini bukan sekadar pelarian, tetapi sebuah pendekatan untuk memperoleh kedamaian batin dan solusi dari masalah.
Konsep ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya introspeksi dan kerendahan hati. Di saat kita merasa kuat dan mampu, kita cenderung lupa bahwa segala sesuatu yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah. Dengan bersujud, kita diingatkan untuk selalu bersyukur dan rendah hati, menyadari bahwa manusia tidak pernah bisa sepenuhnya mandiri tanpa pertolongan dari Sang Pencipta. Lantai tempat bersujud menjadi simbol tempat kita kembali menyandarkan diri kepada Allah.
Pada akhirnya, mengajarkan kita untuk tidak pernah merasa putus asa atau kehilangan harapan, meski dalam kondisi paling sulit sekalipun. Selalu ada kekuatan yang lebih besar yang siap membantu dan membimbing kita melewati masa-masa kelam. Dalam kesendirian dan keterasingan, jangan pernah lupa bahwa ada lantai tempat bersujud, tempat di mana kita bisa menemukan kembali ketenangan, kekuatan, dan harapan.