Hari Ke-4 Takziah: 45 Ribu Umat Larut dalam Zikir dan Doa di Dayah Kuta Krueng
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Langit Kuta Krueng seolah ikut bersedih. Ribuan langkah para pencinta ilmu dan pencari berkah berjejal menuju satu titik, tempat seorang ulama kharismatik telah kembali ke hadirat-Nya. Di sudut-sudut desa, suara lantunan ayat suci menggema, bersahutan dengan kesedihan mendalam para murid dan santri yang merasa kehilangan sosok panutan.
Alm. Abu Usman Ali Kuta Krueng bukan sekadar seorang alim, tetapi lentera yang menerangi jalan umat. Kepergiannya menjadi luka bagi ribuan jiwa yang pernah tersentuh hikmah dan petuahnya. Dari Tapaktuan hingga Tamiang, dari Banda Aceh hingga Takengon, mereka datang berbondong-bondong, membawa duka dan cinta, mempersembahkan doa sebagai penghormatan terakhir.
Kuta Krueng Minggu (16/2) menjelma menjadi lautan manusia. Lebih dari 45.000 pelayat berbaur dalam satu niat, satu tujuan: mengiringi kepergian ulama tercinta dengan zikir dan munajat. Tidak ada batas antara rakyat jelata dan para cendekia, antara pemimpin dan yang dipimpin. Semua tunduk dalam keikhlasan, semua larut dalam ketawadhuan.
Dalam derasnya arus manusia, suasana tetap khidmat. Warga dengan penuh ketulusan mengatur kedatangan tamu, memastikan mereka mendapatkan tempat untuk bertafakur. Tak ada yang merasa terbebani, sebab bagi mereka, melayani para pencinta ulama adalah sebuah kehormatan.
Saat malam tiba, suasana semakin syahdu. Cahaya lampu-lampu tahlil berpendar lembut di antara wajah-wajah yang dipenuhi harap. Ribuan suara mengalun dalam harmoni zikir, mengiringi ruh mulia yang kini bersemayam dalam kedamaian abadi. Kepergian Abu Usman Ali bukanlah akhir, tetapi awal bagi murid-muridnya untuk meneruskan jejak dakwahnya, menyebarkan cahaya yang telah ia wariskan.
Arinal Haq, salah seorang pelayat dengan mata berkaca-kaca berbisik lirih, "Mungkin jasadnya telah tiada, tetapi ilmunya tetap hidup di hati kami. Doa kami tak akan terputus, sebab kami yakin, ulama hanya berpindah tempat, dari dunia fana menuju sisi Allah yang Maha Mulia." (**)