13 November 2024
Opini

Gampong Lengkong Salah Satu Tempat Pengabdian Terbaik di Kota Langsa

Oleh: Fitria Mustika, S.Pd., M.Pd

OPINI - Gampong Lengkong sebagai wilayah pengabdian merupakan salah satu dari 12 gampong yang berada di wilayah kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa.

Jumlah penduduk di gampong Lengkong sebanyak 2.585 jiwa, mayoritas penduduknya adalah pendatang dari Jawa dengan menggunakan bahasa Jawa dan sebagian bahasa Indonesia, hanya sebagian kecil dari jumlah penduduk yang ada warga asli Aceh.

Masyarakat di gampong tersebut pada umumnya bekerja sebagai petani kebun karet, pedagang, membuka sentra industri rumahan seperti es kristal, kambing perah, tempe, dan tahu.

Salah satu industri rumahan yang cukup berkembang di daerah pengabdian adalah industri tahu.

Lengkong salah satu wilayah yang memproduksi olahan tahu terbaik di Kota Langsa bahkan dikirim sampai keluar daerah seperti Aceh Selatan, Banda Aceh, Lhokseumawe, dan banyak daerah lainnya.

Masyarakat di Gampong Lengkong mengelola industri rumahan dengan mengolah kedelai menjadi tahu.

Setiap harinya para pembuat tahu bisa menghasilkan 200-250 kg perhari sebelum adanya wabah virus covid-19.

Pada saat terjadi wabah virus covid-19 omset jadi berkurang menjadi 100-150kg tahu perhari yang habis terjual setiap harinya.

Meskipun adanya wabah virus covid-19 produksi pembuatan tahu terus berjalan karena seiring permintaan pasar baik di dalam daerah sendiri ataupun keluar daerah.

Oleh karena itu di gampong ini termasuk salah satu wilayah yang berpengaruh terhadap ekonomi pasar di Kota Langsa.

Selama ini produksi tahu di gampong Lengkong yang berbahan dasar dari kacang kedelai menyebabkan melimpahnya limbah padat berupa ampas tahu.

Ampas tahu selama ini hanya dijadikan sebagai pakan ternak kambing peras atau dibuang begitu saja.

Padahal Selain dijadikan pakan ternak, ampas tahu dapat dimanfaatkan menjadi olahan seperti keripik ampas tahu.

Ampas tahu adalah bahan makanan yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat, karena memiliki kandungan protein dan energi yang baik untuk tubuh.

Setelah melakukan observasi lapangan dan inovasi akhirnya tim pengabdi mengadakan pengolahan ampas tahu menjadi keripik.

Ampas tahu yang selama ini sering dibuang begitu saja atau dijadikan pakan ternak ternyata memiliki nilai gizi yang tinggi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sabir (2020) bahwa “kandungan proten sebanyak 17,72%, karbohidrat 66,24% sebagai penyedia energi.

Ampas tahu dapat dimanfaatkan untuk dijadikan tepung ampas tahu dan dapat dipakai sebagai bahan untuk membuat berbagai jenis kue dan cake”.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka ampas tahu sangat aman dan baik untuk dikonsumsi kembali dan bisa dijadikan sebagai peluang usaha dari ampas tahu tersebut.

Peluang usaha industri rumah tangga dengan mengolah kembali ampas tahu demi keberlangsungan keterampilan ibu-ibu rumah tangga di Gampong Lengkong, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa.

Hal ini dapat dukungan penuh dari Geuchik Gampong Lengkong yaitu bapak Syamsul Bahri dan Ibu-ibu rumah tangga juga menyambut antusias dan senang hati kedatangan tim pengabdi membicarakan program pengabdian kepada masyarakat inovasi pembuatan keripik dari ampas tahu.

Dengan adanya pengabdian yang dilakukan oleh tim pengabdi bekerjasama dengan masyarakat setempat khususnya ibu-ibu rumah tangga dengan cara memanfaatkan ampas tahu untuk dijadikan keripik ampas tahu yang diberi nama (kramt), sehingga masyarakat yang profesinya sebagai ibu rumah tangga dapat diberdayakan menjadi masyarakat yang punya keterampilan, kreatif, dan inovatif sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga.

Hal tersebut yang melatarbelakangi tim pengabdi tertarik mengajukan judul pengabdian kepada masyarakat “Pengolahan Ampas Tahu Menjadi Keripik “Kramt” Sebagai Salah Satu Bentuk Industri Rumah Tangga Di Kota Langsa” dengan harapan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan perekonomian masyarakat.

Hasil analisis situasi yang tersebut di atas maka ada beberapa aspek permasalahan mitra yang terjadi yaitu masyarakat Gampong Lengkong mayoritas profesi sebagian besar sebagai petani karet yang memiliki penghasilan tidak tetap setiap harinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah dengan bekerja.

Maka oleh sebab itu perlu adanya lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk itu lah perlu digalakkannya usaha-usaha industri kecil untuk mensejahterakan keluarga.

Salah satu industri rumah tangga yang berkembang di wilayah pengabdian adalah industri rumah tangga produksi tahu.

Produksi tahu menghasilkan ampas tahu yang jarang dihiraukan selain untuk pakan ternak serta kurangnya keterampilan masyarakat memanfaatkan ampas tahu.

Padahal ampas tahu memiliki kandungan gizi yag masih sangat baik untuk tubuh.

Setelah mengetahui kandungan ampas tahu, maka dimanfaatkan sebagai kuliner makanan ringan seperti keripik dari ampas tahu (kramt).

Hal ini dilakukan untuk membantu perekonomian keluarga yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Setelah adanya observasi tim pengabdi kelapangan maka didapatkan data jumlah usaha rumah tangga produksi tahu di Gampong Lengkong ada dua pelaku usaha yang produktif.

Selama ini produksi tahu dari usaha rumah tangga masyarakat yang dihasilkan setiap hari hamper rata-rata 250 kg perhari namun pada masa pandemi menajdi 150kg per hari. Hasil dari tersebut dijual ke pasar bahkan ke beberapa daerah di Aceh.

Kemudian Justifikasi Solusi Atas Permasalahan Mitra.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan mitra yang ingin dicapai maka solusi yang dapat diberikan oleh tim pengabdi kepada masyarakat yaitu dengan membuat kelompok usaha kecil yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga (mitra 1) dengan melakukan pelatihan kepada mereka untuk meningkatkan keterampilan, kreatifitas, dan inovasi pengolahan makanan ringan dari ampas tahu menjadi keripik ampas tahu “Kramt” guna meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Hasil produksi berupa keripik ampas tahu dapat dipasarkan pada khalayak umum dan menjadikan salah satu makanan ringan khas kota Langsa.

Hal ini dilakukan untuk menambah pendapatan mitra 1 yaitu ibu-ibu rumah tangga yang berada di gampong Lengkong dan mitra 2 sebagai distributor dari hasil produksi keripik. (*)