14 Desember 2024
Mimbar Islam

Eksklusive! Menelusuri Jejak Tasawwuf Syekh Abdussalim (Tgk Dipucok Krueng) Beuracan

Foto : Komplek kuburan syekh abdussalim (Tgk Pucok Krueng) yang beralamat di puncak pegunungan Beuracan Perjalan sekitar +-3 jam | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Masyarakat Kemukiman Beuracan, Kecamatan Meureudu, Kabubaten Pidie Jaya, Aceh melakukan khanduri setiap tiga (3) tahun sekali sekaligus melakukan tahlilan dan samadiah.

Kegiatan tahlilan dan samadiah tersebut digagas oleh Almarhum Tgk Cut Ali, Khatib Mesjid Tgk Di Pucok Krueng semenjak tahun 2007 dan kegiatan tersebut masih berlangsung sampai dengan saat ini.


Diketahui, Almarhum Tgk Cut Ali menjadi Khatib Tgk Di Pucok Krueng Beuracan lebih kurang selama 50 tahun. Almarhum Tgk Cut Ali juga merupakan salah seorang Ulama di Kabupaten Pidie Jaya.

Perjalanan ke lokasi Maqam Tgk Dipucok Krueng lebih kurang 3 jam dari simpang Beuracan, melewati beberapa anak sungai untuk sampai ke lokasi tersebut.


Masyarakat menggunakan sepeda motor sampai batas hutan lindung kemudian melanjutkan berjalan kaki lebih kuramg 30 sampai 40 menit menelusuri jalan setapak.

Panitia khenduri tersebut datang lebih awal sekalian membawa kerbau untuk di sembelih dan dimasak esok harinya.


Masyarakat ada juga yang datang lebih awal dan membuat tenda untuk penginapan di lokasi tersebut sekaligus melakukan samadiah pada malam harinya.

Sebelum khenduri dilaksanakan masyarakat sudah berdatangan satu hari sebelum acara puncak dimulai, Panitia membawa satu ekor kerbau ukuran besar untuk dimasak oleh masyarakat.


Daging kerbau tersebut dibagi sama rata per gampong masing-masing se Kemukiman Beuracan. kemudian dimasak oleh masing masing masyarakat gampong sehingga kegiatan tersebut tertib.

Menurut cerita masyarakat yang menghadiri kegiatan tersebut, ketika sampai ke area maqam hati kita tergugah merasakan pancaran ke dalam hati, karena karamah kewaliaan tgk dipucok krueng sehingga suasana begitu damai.


"Sebuah perjalanan tasawwuf yang luar biasa", sebut sumber tersebut.

Sumber lain menyebutkan. ada kisah yang terjadi diluar nalar manusia, Tgk dipucok Krueng saat hendak ke puncak krueng beuracan tersebut sempat mengajak seorang pemuda yang shalih konon katanya pemuda tersebut "mati suri" (sempat meninggal dan hidup lagi) keduanya melanjutkan perjalanan untuk melakukan suluk (kaluet) dan tak kunjung kembali.


Kemudian beberapa masyarakat mencari jejak kepergian waliyullah tersebut, sesampai dilokasi ditemukan pakaian (jubah) dari tgk dipucok krueng namun jasadnya tidak ada.

Para rombongan tersebut berinisiatif mengikat sehelai kain sebagai penanda (Maqbarah) untuk memuliakan kedua waliyullah tersebut. (REDAKSI)